Terlibat Sejumlah Kasus Korupsi, Suara Golkar Diprediksi akan Merosot







Terlibat Sejumlah Kasus Korupsi, Suara Golkar Diprediksi akan Merosot

Berita Islam 24H - Elektabilitas Partai Golkar diprediksi turun drastis, seiring dengan berbagai kasus korupsi yang terjadi pada kadernya. Hingga September 2017, sebanyak tujuh kader Golkar dari pusat hingga daerah, ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dalam berbagai peristiwa operasi tangkap tangan (OTT), dan kasus lainnya.

Mengenai hal tersebut, Sekretaris DPD Partai Golkar Kalbar, Prabasa Ananta Toer menanggapi singkat.

“Untuk partai yang kuat, Partai Golkar sudah pengalaman (ujian tersebut),” ujarnya kepada wartawan pada Selasa (19/9) lalu.

Bagi anggota legislatif Kalbar ini, terhadap kader Golkar yang bermasalah dengan hukum, partainya menyerahkan sepenuhnya ke pihak berwenang. Namun, dalam proses hukum, tentu saja partai akan terus mengawal.

“Kader Golkar yang bermasalah, diselesaikan sesuai dengan proses hukum yang berlaku. Dan apabila diperlukan, disiapkan bantuan hukum dari partai dalam menangani kader yang bersangkutan,” katanya.

Ia menegaskan, menghadapi Pilkada serentak 2018 dan Pemilu 2019, Golkar Kalbar seolah tak ingin larut dengan masalah tersebut. Golkar berupaya menguatkan basis partai, dan melakukan berbagai persiapan jelang pesta demokrasi daerah dan pusat.

“Tetap menjalankan konsolidasi partai sampai di tingkat desa. Dan ini terus berjalan sampai saat sekarang. Sambil menyosialisasikan calon gubernur, bupati dan walikota,” tuturnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Kehormatan Golkar, Akbar Tanjung khawatir status tersangka yang disandang Setnov, bisa membuat Golkar tak bisa meraih kursi DPR pada Pemilu Legislatif 2019.

Elektabilitas partai berlogo beringin itu pada Mei lalu melorot di angka 7,1 persen atau separuh dari hasil Pemilu 2014 sebesar 14,1 persen.

“Yang paling saya takutkan adalah penurunannya sampai pada level yang di bawah parliamentary threshold 4 persen. Kalau di bawah itu artinya Golkar tidak punya wakil dan Golkar itu tidak ada,” kata Akbar.

Kekhawatiran politikus senior itu bukan tanpa alasan. Pasalnya, hal yang sama pernah menerpa Partai Demokrat. Ketika itu, setahun menjelang hajatan Pemilu 2014, satu per satu kader partai besutan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu menjadi tersangka KPK.

Internal Gundah

Inisiator Generasi Muda Partai Golkar (GMPG), Almanzo Bonara menilai kasus dugaan korupsi proyek e-KTP yang menimpa Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto atau Setnov membuat tren elektabilitas partainya merosot.

“Kita berkaca pada pengalaman partai politik di Pemilu 2014, mengalami tren perubahan akibat korupsi. Demokrat sebagai partai pemenang di 2009, langsung turun ke nomor empat karena banyak kadernya terjerat korupsi,” ujar Almanzo.

Hasil survei CSIS terakhir pada menunjukkan elektabilitas Partai Golkar merosot signifikan, dari 14,1 persen di 2016 menjadi 10,9 persen sehingga posisinya disalip Partai Gerindra.

Almanzo menambahkan Setnov yang juga Ketua DPR itu, menggunakan alasan kesehatan hanya untuk mangkir dari kasus yang menjeratnya.

Menurutnya, ‘drama’ yang dilakukan Setnov ini membuat proses penyidikan di KPK terhambat. Situasi ini juga menghambat proses konsolidasi internal di Partai Golkar guna meningkatkan elektabilitasnya kembali.

“Saya berharap KPK bisa bertindak lebih cermat memastikan kondisi kesehatan beliau, sehingga dapat mengambil langkah, agar proses hukum sebagai tersangka e-KTP dapat dipertanggungjawabkan,” ujarnya.

Sementara itu, Sekjen Partai Golkar, Idrus Marham tak membantah elektabilitas Partai Golkar menurun drastis, karena terpaan korupsi yang menjerat ketua umumnya.

Ia menjelaskan, partainya sedang melakukan kajian internal untuk merespon turunnya elektabilitas ini.

“Ya nanti ada kajian. Kita akan lihat. Kita harus memperhatikan semuanya, kita tampung pemikiran-pemikiran kader. Kita coba bagaimana mengatasi masalahnya,” ujar Idrus.

Tidak Signifikan

Sementara, Hasan Basri, praktisi politik dari Kalbar menyatakan, dengan ditetapkannya Setya Novanto sebagai tersangka oleh KPK.

“Tentu hal tersebut akan berpengaruh terhadap elektabilitas Partai Golkar, termasuk di Kalbar. Terlebih lagi ditangkapnya Ketua DPD Partai Golkar Singkawang, Andi Syarif oleh kejaksaan setempat, dan sejumlah kader yang berperkara korupsi,” ujarnya.

Namun begitu, jika dikaitkan dengan Pilkada yang akan dilaksanakan di Kalbar pada 2018, kasus yang mendera para elite Partai Golkar, pengaruhnya tidak terlalu signifikan. Hal ini karena masyarakat sebagai pemilih sudah cerdas dalam memilah dan memilih.

Dalam konteks Pilkada, pilihan masyarakat bukan karena faktor partai A ataupun partai B. Akan tetapi, karena faktor siapa yang menjadi kandidat. Elektabilitas partai akan terlihat menurun jika konteksnya adalah pemilihan umum legislatif yang akan dilaksakanan pada 2019.

“Namun seberapa besar perubahannya, tergantung daerah. Karena dalam pemilihan legislatif. Selain pengaruh partai, figur Caleg juga akan mampu mempengaruhi suara partai,” ujarnya.

Perkiraan akan merosotnya suara Partai Golkar di Pemilu 2019 nanti, kemungkinan besar akan terjadi. Sebagaimana yang dialami oleh beberapa parpol nasional.

Ada dua parpol yang suaranya merosot drastis pada 2014 jika dibandingkan tahun 2009. Suara kedua parpol ini merosot secara nasional, karena para elitenya banyak tersandung kasus korupsi.

“Untuk menjaga agar elektabilitas partai tidak merosot drastis, baik secara nasional maupun daerah, maka harus ada perubahan signifikan yang dilakukan oleh para elit Golkar,” ujarnya.

Salah satunya dengan melakukan Munaslub untuk mencari pengganti Setya Novanto, walaupun saat ini baru ditetapkan sebagai tersangka.

Untuk konteks Kalbar sendiri, ia menilai saat ini elektabilitas Partai Golkar masih stabil. Walaupun ada beberapa kasus yang menjerat tokoh Golkar lokal, namun belum ada pengaruh signifikan terhadap elektabilitas partai.

“Partai Golkar sebagai partai tua dan sudah memiliki banyak kader, tidak tergantung kepada ketokohan satu orang,” ujarnya. [beritaislam24h.info / smc]


Terimakasih sudah membaca artikel: Terlibat Sejumlah Kasus Korupsi, Suara Golkar Diprediksi akan Merosot

Banner iklan disini
loading...

Subscribe to receive free email updates: