Bicara Garis Pantai RI, Jenderal Gatot: Tapi Garam Masih Impor






Umatuna.com, Serang - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyebut Indonesia merupakan negara yang memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia, setelah Kanada. Namun Gatot menyindir Indonesia masih saja mengimpor garam.

Awalnya, Gatot menyebut, pada 2046, wilayah ekuator yang menurutnya adalah ASEAN, Amerika Latin, dan Afrika Tengah akan menjadi ladang perebutan energi dan pangan. Gatot pun menyebut Indonesia sebagai negara terbesar di wilayah ekuator.

"Mengapa demikian, karena Indonesia merupakan negara terbesar di ekuator, lautnya indah, mulai dasar lautnya, isi lautnya, permukaannya. Kemudian Indonesia memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada, kalaupun garam masih impor. Dan luas lautnya 5,8 juta, maka Indonesia menjadi tempat yang diidam-idamkan seperti ini," ujar Gatot saat memberikan pidato kebangsaan di kampus UIN Sultan Maulana Hasanuddin di Kota Serang, Senin (17/7/2017).

"Energi tidak diperbarui, saya katakan perlu jutaan tahun tidak akan tergantikan, dan ilmu pengetahuan sekarang ada energi matahari segala macam. Tetapi umumnya suatu saat energi dari tumbuh-tumbuhan, maka mau tidak mau adanya di sepanjang ekuator. Kenapa, karena di sepanjang ekuator tumbuhan bisa tumbuh sepanjang waktu," Gatot menambahkan.

Gatot lalu membandingkan soal masalah panen di Indonesia dan Eropa. Menurutnya, Indonesia memiliki musim yang lebih menguntungkan untuk urusan tersebut.

"Dan, perbandingannya, kalau Indonesia 6 tahun bisa dipanen kualitasnya bagus, tetapi kalau di Eropa perlu waktu 12 tahun untuk dipanen. Mengapa, karena ada waktu masa tidur, begitu musim salju, tumbuh-tumbuhan tidur. Setelah mulai musim semi bangun lagi, jadi perlu waktu 2 kali lipat dan kualitasnya lebih bagus di Indonesia," kata Gatot.

Kemudian, Gatot mengatakan perebutan minyak menjadi sumber konflik yang terjadi di Timur Tengah. Ia bahkan memprediksi 70 persen konflik yang ada di dunia akan bersumber dari perebutan energi berupa minyak.

"Maka dapat dipastikan minimal 70 persen konflik di dunia berlatar belakang energi atau mencari minyak, kalau minyak sudah akan habis," ucap Gatot. Sumber: Detik [Ummatuna/Apikepol]

Banner iklan disini
loading...

Subscribe to receive free email updates: