Miris! Ada di Perkotaan, Proses Belajar Mengajar SD Ini Masih Lesehan








Nasional.in ~  Tingginya anggaran untuk dunia pendidikan, ternyata belum semuanya dirasakan oleh anak peserta didik. Sebagai contoh, di SDN 3 Ketapang Kecamatan Mentawa Baru (MB) Ketapang, murid kelas I b masih belajar dengan cara lesehan, hanya menggunakan meja yang seharusnya diperuntukkan ruang perpustakaan. Padahal, sekolah dasar ini terletak di daerah perkotaan.

Menanggapi hal tersebut, Kepala SDN 3 Ketapang Abdul Hamid mengatakan, antusiasme masyarakat yang ingin menyekolahkan anaknya ke sekolah yang dia pimpin cukup tinggi. Sehingga pihaknya terpaksa menyulap ruang perpustakaan sekolah menjadi ruang belajar sementara.

”Kami membuka pendaftaran murid baru untuk tahun ajaran 2017/2018 itu hanya untuk satu kelas, tapi yang mendaftar lebih dari satu kelas. Kami sudah jelaskan kepada orangtua murid, tidak ada lagi kelas lain yang bisa digunakan, kecuali ruang perpustakaan sekolah. Mereka sepakat daripada anaknya sekolah ke tempat lain,” kata Hamid, Selasa (5/9).

Kondisi ruang perpustakaan sekolah sebagai proses belajar mengajar pada dasarnya lumayan bagus. Hanya saja, kata Hamid, tidak ada kursi dan hanya mengandalkan meja karena ruangan tersebut awalnya untuk perpustakaan.

”Sebenarnya ruang kelas di SDN 3 Ketapang ini banyak yang kurang, idealnya 10 ruang kelas, sementara yang tersedia hanya 7 ruang kelas,” jelas Hamid.

Sebagai solusinya menurutnya, ada bangunan eks kantor Kelurahan Ketapang lama di belakang SDN 3 Ketapang. Aset milik Pemkab Kotim itulah yang diusulkan dihibahkan untuk ruang kelas murid atau ruang guru dan kepala sekolah nantinya.

”Kami akan pindah ke eks kantor Kelurahan Ketapang lama. Kami sudah diberi surat kewenangan, tapi kami juga tetap meminta bantuan Pemkab Kotim melalui dinas atau instansi terkait, terutama untuk rehab eks kantor, ruang kelas beserta meja kursi serta ruang guru dan kepala sekolah,” ujar Hamid.

Terpisah, Kepala UPT Disdik Kecamatan MB Ketapang M Yamin membenarkan murid SDN 3 Ketapang, terutama untuk kelas I b belajar menggunakan ruang perpustakaan sekolah.

”Rencananya eks kantor Kelurahan Ketapang lama itu digunakan untuk ruang kelas baru. Tapi, meja kursi tidak ada dan ini juga kita akan diusulkan karena memang tidak ada,” ujar Yamin.

Dilain pihak, Lurah Ketapang Irpansyah mengaku siap menghibahkan eks kantor Kelurahan Ketapang lama untuk kepentingan dunia pendidikan. Namun, sekolah perlu menyurati Kecamatan MB Ketapang.

”Kami ikut prihatin karena generasi kita harus belajar lesehan, padahal SDN 3 Ketapang letaknya strategis dan berada di perkotaan,” ucap Irpansyah.

Tidak hanya SDN 3 Ketapang yang mengalami kekurangan sarana dan prasarana. Di SDN 2 Ketapang, menurut Irpansyah, ada murid mengikuti proses belajar mengajar juga terpaksa menggunakan ruang perpustakaan sekolah.

”SDN 2 Ketapang ini juga sudah diminta PT Sampit untuk membuat RAB (rencana anggaran belanja) untuk mendapatkan bantuan melalui CSR perusahaan. Namun, pihak sekolah kesulitan membuat RAB. Hal ini juga sudah saya sampaikan ke anggota DPRD Kotim. Dewan juga meminta hal serupa. Solusinya, sekolah menyurati disdik kabupaten membantu untuk membuat RAB agar mendapatkan bantuan CSR PT Sampit,” tandasnya.

ADA BERITA MENARIK SCROLL KE BAWAH www.NASIONAL.in
Sumber Berita : jawapos.com


[nasional.in/apik.apikepol.com]

Banner iklan disini
loading...

Subscribe to receive free email updates: