Teguh Santosa: Prabowo Tidak Akan Kerahkan Massa Untuk Tindakan Inkonstitusional
GELORA.CO - Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menegaskan tidak akan melakukan cara-cara inskonstitusional terkait hasil pemilihan presiden (Pilpres) 2019.
Demikian diungkap oleh Pemimpin Umum Kantor Berita Politik RMOL, Teguh Santosa, saat berbicara di program 'Editorial View: Pemilu 2019 dan Problematika di Garis Finis' di saluran televisi CNN, Jumat (19/4).
Sebelumnya, muncul kekhawatiran di muka publik adanya tindakan-tindakan inkonstitusional yang mengarah pada kekerasan menyusul ketidakpuasan satu pihak tertentu yang merasa 'dirugikan' dalam pelaksanaan Pilpres 2019.
Teguh Santosa yang juga dosen Hubungan Internasional di Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta ini menegaskan, kubu Prabowo tidak mungkin melakukan tindakan inkonstitusional seperti yang dikhawatirkan.
Pasalnya, Teguh mendapat jaminan langsung dari Prabowo bahwa dirinya tidak akan bertindak inkonstitusional, saat berkunjung ke rumah Eks Danjen Kopassus itu pada Rabu (17/4) siang. Teguh juga meminta seluruh pihak untuk tidak melihat perdebatan politik yang bergulir saat ini ke arah kekerasan.
"Kadang-kadang kita lupa melepaskan kacamata 'combative lense' (lensa agresif, red), jadi kalau kita melihat orang sedang seperti ini, kita menilai ujungnya sebagai clash. Sehingga tanpa sadar kita mengarahkan pikiran kita sendiri untuk clash," katanya.
Teguh menambahkan, dirinya sempat bertemu dan berbincang dengan Prabowo di kediamannya pada siang hari pencoblosan. Saat itu Prabowo menegaskan tidak akan mengerahkan massa untuk alasan apapun.
"Saya di hari pencoblosan siang itu mendapat kesempatan ketemu dengan Prabowo Subianto, ikut bicara dengan dia secara terbatas, dan pertama yang dia sampaikan adalah tidak ada yang namanya pengerahan massa yang ujungnya adalah kekerasan," jelas Teguh.
Prabowo, imbuh Teguh, juga telah menyampaikan komitmen tersebut kepada para pimpinan partai koalisi dan pendukungnya di kalangan bawah.
Tak hanya itu, Teguh Santosa juga mengungkap keberadaan Cawapres Sandiaga Uno saat siang hari pencoblosan. Diketahui, saat itu banyak media yang menyoroti 'hilangnya' Sandi.
Bahkan, Eks Wagub DKI itu juga tidak tampak saat Prabowo mendeklarasikan kemenangan pada sore dan malam di hari yang sama. Saat itu sempat beredar isu dan spekulasi yang menyebut adanya ketegangan di antara Prabowo dan Sandiaga Uno.
Teguh yang berada di dalam kediaman Prabowo pun membantah hal spekulasi dan isu tersebut. Menurutnya, sejak siang Sandi ada di kediaman Prabowo, hanya saja ia dalam keadaan sakit.
"Ada juga Sandi misalnya. Sandi memang lemas, capek, karena dia puasa hari itu, dia habis umrah, kemudian jalan dan ujungnya memang dia akan capek, setelah sekian titik yang dia lalui itu," terang Teguh.
Dalam isu mengenai Sandi ini, Teguh menilai banyak pihak yang menilai hanya dari luar saja. Sementara, mereka tidak mengetahui apa sesungguhnya yang terjadi di dalam.
"Seberapa banyak kita yang bisa masuk ke dalam dan kemudian mengetahui dinamika di dalam? Sedikit. Sebagian besar mengambil asumsi-asumsi dari luar pagar," pungkasnya. [rm]