Dasar Indo, Dasar Indonesia, Dasar Pribumi, Tiko!
Umatuna.com - "DASAR Indo, Dasar Indonesia, Dasar Pribumi, Tiko!"
Kalimat itu ditujukan Steven Hadisurya Sulityo (26) kepada ulama hafal Al Quran sekaligus umaro, seorang Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr. Tuan Guru Badjang, Doktor Tafsir dari Al Azhar. Anak dan cucu ulama besar.
Siapa Steven yang dengan lantang mengatakan "Dasar Indo. Dasar Indonesi. Dasar Pribumi. Tiko!" itu?. Saya tidak tahu. Namun saya tahu, dari pernyataan itu, di dalam kesadaran Steven keturunan Tionghoa itu dia bukan "Indo", dia bukan "Indonesia", dia bukan "Pribumi".
Karena bagi dia "Indo, Indonesia, Pribumi" adalah tiko.
Ya, bagi Steven keturunan Tionghoa itu semua orang Indonesia pribumi adalah tiko. Apa itu tiko?. Tikus kota, babi hitam, babi anjing.
Saya sangat marah dan sangat tersinggung. Beradu nyawapun saya mau dengan anda karena hinaan anda ini.
Steven, saya tidak mau menulis banyak lagi, karena saya sangat sangat marah. Saya hanya mau mengatakan.
"Steven, pergilah kau dari Indonesia ini, jangan mencari hidup di negeri yang dimerdekakan para pribumi ini. Cukup sudah!!!" [***]
Penulis adalah Redaktur Khusus Kantor Berita Politik RMOL dan Sekjen Community for Press and Democracy Empowerment (PressCode)
(rmol) [Ummatuna/Apikepol]
Kalimat itu ditujukan Steven Hadisurya Sulityo (26) kepada ulama hafal Al Quran sekaligus umaro, seorang Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr. Tuan Guru Badjang, Doktor Tafsir dari Al Azhar. Anak dan cucu ulama besar.
Siapa Steven yang dengan lantang mengatakan "Dasar Indo. Dasar Indonesi. Dasar Pribumi. Tiko!" itu?. Saya tidak tahu. Namun saya tahu, dari pernyataan itu, di dalam kesadaran Steven keturunan Tionghoa itu dia bukan "Indo", dia bukan "Indonesia", dia bukan "Pribumi".
Karena bagi dia "Indo, Indonesia, Pribumi" adalah tiko.
Ya, bagi Steven keturunan Tionghoa itu semua orang Indonesia pribumi adalah tiko. Apa itu tiko?. Tikus kota, babi hitam, babi anjing.
Saya sangat marah dan sangat tersinggung. Beradu nyawapun saya mau dengan anda karena hinaan anda ini.
Steven, saya tidak mau menulis banyak lagi, karena saya sangat sangat marah. Saya hanya mau mengatakan.
"Steven, pergilah kau dari Indonesia ini, jangan mencari hidup di negeri yang dimerdekakan para pribumi ini. Cukup sudah!!!" [***]
Penulis adalah Redaktur Khusus Kantor Berita Politik RMOL dan Sekjen Community for Press and Democracy Empowerment (PressCode)
(rmol) [Ummatuna/Apikepol]