Di Madinah, Habib Rizieq Ungkap Musuh Besar FPI, Bukan Polisi dan TNI! Siapa?







Di Madinah, Habib Rizieq Ungkap Musuh Besar FPI, Bukan Polisi dan TNI! Siapa?

Apik.apikepol.com - Habib Rizieq Syihab membeberkan musuh besar Front Pembela Islam (FPI) dan umat Islam di Indonesia. Imam Besar FPI itu mengatakan, musuh FPI dan umat Islam bukanlah polisi maupun TNI.

Hal itu disampaikan Habib Rizieq saat menggelar pertemuan dengan tim pengacaranya di Madinah, Minggu sore (22/5/2017).

Hadir dalam pertemuan itu Ketua Umum DPP FPI Sobri Lubis, koordinator pengacara Eggi Sudjana, Ketua Tim Pengacara Muslim (TPM) Muhammad Mahendradatta, anggota tim advokasi Kapitra Ampera, dan sejumlah ulama.

Dalam pertemuan itu, Habib Rizieq mengingatkan agar umat Islam di Indonesia tetap tenang dan tidak gaduh. Sebab musuh umat Islam bukan pemerintah, polisi, maupun TNI.

“Tidak boleh kita gaduh. Ini berlaku untuk ulama, berlaku untuk umara, berlaku untuk seluruh anggota masyarakat,” ucap Habib Rizieq dalam video pertemuan yang dikirimkan tim pengacara kepada wartawan, Senin (22/5).

Menurutnya, kalau pemerintah pusat maupun pemerintah daerah mengambil kebijakan yang baik, maka umat Islam harus mendukungnya.



Sebaliknya, jika pemerintah mengambil kebijakan salah, umat Islam harus mengkritisi, jangan berhenti, apa pun risikonya.

“Jangan sampai di benak kita nih ditanamin musuh kita nih pemerintah, musuh kita nih polisi, musuh kita nih TNI. Gak begitu. Tidak benar. Kita tidak pernah mengajarkan kader kita di daerah seperti itu,” tegas Habib Rizieq.

“Jadi musuh kita kebatilan. Nah kalau kebatilan itu dilakukan oleh polisi, ya dia musuh kita. Bukan polisinya yang musuh kita, kebatilannnya. Nah itu tolong dicatat,” imbuhnya.

Dikatakan Habib Rizieq, masih banyak anggota polisi dan TNI yang baik. Beberapa jenderal bagus juga masih ada di pemerintahan.

Karena itu, ia meminta agar masyarakat tidak menggeneralisir bahwa semua pemerintah jelek, semua polisi bejat.

“Musuh kita semua, musuh FPI, musuh umat Islam, bahkan musuh bangsa Indonesia itu kedzholiman, kebatilan, kemungkaran, kemaksiatan, penindasan, kesewenang-wenangan. Itu semua musuh kita,” lanjutnya.

“Siapa pun yang melakukan, apakah yang melakukan itu orang Islam maupun orang di luar Islam, yang namanya kebatilan harus jadi musuh bersama,” pungkas Habib Rizieq.

Dalam kesempatan itu, Habib Rizieq juga meminta pemerintah menghentikan kegaduhan. Menurut Habib Rizieq, persoalan yang menyangkut dirinya sudah selesai.

“Ahok sudah kalah di pilkada, sudah kalah di Mahkamah, sudah selesai. Jadi nggak perlu lagi melancarkan politik balas dendam. Marah, murka, panik, kalap. Nangkap aktivis, habib, dan ulama,” ujar Rizieq.

Menurut Habib Rizieq, apa yang perlu dilakukan pemerintah saat ini adalah melakukan rekonsiliasi nasional. Dia juga meminta kasus yang menjerat ulama dan aktivis disetop.

“Setop semua kasus yang ada, baik itu kasus yang menyangkut para habib, ulama, maupun yang menyangkut para aktivis. Kalau pemerintah melakukan itu, berarti ada iktikad baik untuk membangun bangsa Indonesia,” imbuhnya.

“Kalau terus-menerus ulama ditekan, habib ditekan, hati-hati. Nanti bisa jadi pemicu meletusnya kemarahan umat di berbagai daerah. Saya tidak mau ini terjadi,” tegas Habib Rizieq.

Habib Rizieq mengatakan, dia sengaja keluar dari Indonesia untuk menenangkan keadaan. Sebab, ini bukan keadaan mudah untuk bangsa Indonesia.

“Sebelah sana marah karena kalah pilkada dan di Mahkamah. Sebelah sini juga akan marah karena ulamanya ditangkap, habibnya ditangkap. Makanya mesti ada yang ngademin. Jadi langkah saya ke Tanah Suci itu untuk menenangkan situasi, bukan kita lari,” pungkasnya.



[opinibangsa.id / psi]

[apikepol.com]

Banner iklan disini
loading...

Subscribe to receive free email updates: