Rezim Panik, Ulama Diteror







Rezim Panik, Ulama Diteror

Opini Bangsa - Aksi teror yang menimpa Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab (HRS) Jum’at lalu (28/4), merupakan teror yang sekian kali dilakukan oleh kelompok tidak dikenal terhadap HRS. Hal tersebut dibenarkan Pengurus DPP FPI bidang Lembaga Dakwah, Novel Chaidir.

“Kita melihat ini adalah bentuk teror untuk membungkam ulama di pemerintahan rezim Jokowi karena mereka sudah panik selain melakukan kriminalisasi dan makarisasi terhadap ulama,” kata Novel saat dihubungi Warta Pilihan pada Senin (1/5).

Lebih lanjut, Novel menjelaskan sekitar tahun 2002 awal FPI didirikan, mobil Toyota Mark Two HRS di tembak oleh Sniper sehingga kacanya pecah serta peluru bersarang di dasbor mobilnya. “Setelah itu mobil laskar juga ikut diberondong tembakan sampai bannya pecah dan ini terjadi di bulan Ramadhan ketika FPI sedang monitor tempat hiburan malam,” sambung Wakil Ketua ACTA ini.

Menurutnya, hal ini dilakukan oleh mayoritas Partai yang mengusung pemerintahan Jokowi karena harus menerima pil pahit dalam kekalahannya di Pilkada DKI Jakarta maupun Banten. Kekalahan ini sekaligus menjadi parameter `ancaman` Pilpres 2019 mendatang.

“Sekarang umat Islam sebagian besar sudah kompak mengikut komando ulama bukan partai lagi. Sehingga partai yang dekat dengan ulama menjadi rujukan masyarakat, karena ulama tersebut sudah teruji jelas pembelaannya terhadap NKRI,” kata Novel.

Pengurus DPP FPI ini menilai, target rezim sekarang melakukan kriminalisasi, makarisasi dan aksi teror terhadap ulama agar komunis bisa sama status dan kedudukannya dimata sosial politik dengan dalih HAM. Terlebih hampir sebagian jabatan strategis di pemerintahan dipegang oleh Partai berlambang Banteng moncong putih tersebut.

“Indikasi ini bukan sekadar wacana, tetapi terpolarisasi dalam bentuk gerakan. PDIP sudah terang-terang kerja samanya dengan komunis China untuk pengaderan anggota partainya ke China, penggelapan sejarah biadabnya PKI; seperti tidak ditayangkan lagi film G 30 S/PKI, menghapus pelajaran di sekolah tentang kebiadaban PKI dan lain-lain tentu sangat banyak kita sudah tahu bersama,” Novel menerangkan.

Terakhir, ia menyampaikan motivasi dari HRS agar jangan pernah lelah dalam berjuang membela agama Allah (dienul Islam). “Hidup mulia atau mati syahid adalah suatu keniscayaan. Habieb Rizieq dan kami terus berjuang, tidak pernah mundur dari teror sampai sekarang,” tutupnya sambil membacakan QS. At-Taubah ayat 105.

وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ وَسَتُرَدُّون إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

Dan katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (At-Taubah: 105) [opinibangsa.id / wapil]

[apikepol.com]

Banner iklan disini
loading...

Subscribe to receive free email updates: