Ketua GNPF-MUI: Pertemuan dengan Presiden demi Kepentingan Bangsa
Pimpinan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa – Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) mendapat kesempatan bertemu Presiden Joko Widodo di Hari Raya Idul Fitri.
Ketua GNPF-MUI Bachtiar Nasir mengatakan bahwa Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin berperan besar dalam pertemuan yang dilakukan di Istana Negara, Minggu (25/6/2017) kemarin.
Sebab, Menag memang ditugaskan Jokowi sebagai penggerak halal bi halal dan membuka saluran komunikasi antara presiden untuk bertemu dengan GNPF-MUI.
“Setelah Menag berbicara dengan Presiden (saat salat Idul Fitri) di Istiqlal dan berkoordinasi dengan Menko Polhukam Wiranto, maka terjadilah pertemuan itu,” kata Bachtiar melalui keterangan tertulisnya yang diterima Kriminalitas.com, Senin (26/6/2017).
“Ini adalah kesempatan bagi GNPF memanfaatkan momentum tersebut dan berkomunikasi langsung dengan Presiden Jokowi,” sambungnya.
Bachtiar menuturkan bahwa pertemuan tersebut menyangkut kepentingan kedua belah pihak. Bukan semata-mata kepentingan sepihak dari GNPF.
“Karena ini masalah hukum dan kebangsaan serta menyangkut masalah negara,” tuturnya.
Dalam pertemuan itu, Bachtiar menganggap bahwa penegakan hukum selama ini terasa tajam kepada umat Islam dan menunjukkan adanya ketidakjelasan.
“Kami juga sampaikan bahwa ada pemahaman di kalangan umat Islam bahwa terjadi ketidakadilan ekonomi dan hukum, sampai keberpihakan kepada pemodal,” jelasnya.
Selain itu, soal adanya kebuntuan komunikasi antara pihaknya dengan pemerintah juga disampaikan kepada Jokowi.
“Beliau bilang, seandainya pasca Aksi 411 ada komunikasi langsung, mungkin situasinya tidak seperti ini. Setelah ini, Presiden menunjuk Menko Polhukam untuk memediasi dan berkomunikasi sampai ada penyelesaian beberapa kasus dan implementasinya,” katanya.
Namun, dia mengatakan bahwa hasil pertemuan itu masih bersifat general. Detailnya, nanti akan ditangani oleh Menkopolhukam Wiranto.
“Presiden membuka komunikasi dan memberi saran ke Menko dan Pak Wiranto yang akan mengimplementasikannya,” tutupnya.
sumber: kriminalitas
[M.Bersatu/apik.apikepol.com]
“Jika engkau punya teman – yang selalu membantumu dalam rangka ketaatan kepada Allah- maka peganglah erat-erat dia, jangan pernah kau lepaskannya. Karena mencari teman -‘baik’ itu susah, tetapi melepaskannya sangat mudah sekali” [Imam Syafi'i]