Rizal Ramli Sebut Ada Kongkalikong dalam Pembelian Pesawat Garuda








Mantan Menteri Koordinator Kemaritiman, Rizal Ramli, mengatakan terdapat unsur korupsi dalam pembelian pesawat Garuda Indonesia Long Route Air Bus 350 yang sebenarnya hanya cocok untuk tujuan ke Amerika atau Eropa.

“Jadi banyak permainan duit. KPK sendiri sudah buktikan ternyata memang ada permainan dalam pembelian dan penjualan pesawat,” katanya saat menjadi pembicara dalam Forum Dialog HIPMI bertajuk “Garuda Indonesia di Tengah Turbulensi” di Senopati, Jakarta Selatan, Kamis, 15 Juni 2017.

Menurut Rizal, Garuda Indonesia merupakan maskapai penerbangan kebanggaan Indonesia dengan sejarah panjang. Dari segi teknis, maskapai tersebut telah banyak mengalami kemajuan dengan kualitas pelayanan premium setara dengan perusahaan penerbangan internasional. Namun kekuatan itu menjadi tertutup karena kesalahan di masa lalu yang dianggap jor-joran dalam membeli pesawat baru yang tidak tepat. 

“Di dalam pembelian pesawat, ada sogok-menyogok, ada KKN, dan pemahalan sehingga Garuda Indonesia dikubangi hutang triliunan rupiah,” ucapnya.

Rizal menambahkan, hal tersebut harus segera dibenahi dengan menjadwal ulang pembelian pesawat atau dijual ke pihak ketiga. Ia ingin Garuda Indonesia berfokus meningkatkan pendapatan dari penerbangan domestik dan regional. Indonesia lebih tepat jika membeli pesawat Air Bus 330 yang lebih efisien.

“Di jalur domestik, harga tiket Garuda Indonesia lebih mahal, tapi kualitas lebih baik. Kedua, kami meminta komisaris dan manajemen berani menyatakan kebenaran sesuai dengan fakta,” ujarnya. 

Rizal mengaku sempat ditentang beberapa pihak atas pernyataan kerasnya. Namun ia berkukuh bahwa hal yang dikatakan telah melalui proses evaluasi dan analisis. “Semua yang kami sampaikan itu rasional, telah melalui evaluasi dan analisis. Dulu, saya ngomong begitu banyak yang protes, tapi hampir semua yang kami katakan terbukti karena saya tidak asal bicara,” tuturnya. 

Seperti yang diberitakan sebelumnya, berbagai pihak memperkirakan Garuda Indonesia bisa mengalami kebangkrutan karena omset perusahaan yang kian susut. Hal ini menyusul kerugian mendalam pada tiga bulan pertama 2017 mencapai Rp 1,31 triliun. Tercatat, perusahaan penerbangan milik negara ini juga memiliki hutang cukup signifikan, yakni hampir Rp 40 triliun. 

sumber : tempo




[M.Bersatu/apik.apikepol.com]

“Jika engkau punya teman – yang selalu membantumu dalam rangka ketaatan kepada Allah- maka peganglah erat-erat dia, jangan pernah kau lepaskannya. Karena mencari teman -‘baik’ itu susah, tetapi melepaskannya sangat mudah sekali” [Imam Syafi'i]

Banner iklan disini
loading...

Subscribe to receive free email updates: