PELAJARAN BERHARGA DARI HTI UNTUK INDONESIA, Perbedaan antara Mematuhi Hukum & Mengkritisi Sistem Hukum






PELAJARAN BERHARGA DARI HTI UNTUK INDONESIA*

(Perbedaan antara Mematuhi Hukum & Mengkritisi Sistem Hukum)

Kamis, 20/7/17, sehari setelah legalitasnya dicabut, HTI menutup kantor & papan nama kantornya.
Peristiwa ini memberi pelajaran berharga pada kita, tentang perbedaan antara melawan hukum dengan mengkritisi sistem.

HTI terkenal lantang mengkritik kebijakan pemerintah yang melandaskan hukum-hukumnya pada liberalisme kapitalisme, seperti liberalisasi SDA & BUMN, dll.

Namun di saat yang sama, HTI juga patuh pada hukum Indonesia, sebagai konsekuensi bahwa HTI hidup di Indonesia.

Penutupan kantor pusat & papan nama HTI di Jakarta hanyalah salah satu contoh dari ratusan/ribuan tindakan patuh hukum HTI selama eksis di Indonesia.

HTI telah memberi contoh bagi bangsa ini, bahwa kita harus patuh pada aturan main sekaligus cerdas mengkritik segala hal yang tidak sesuai dengan kebenaran.

HTI juga tidak asal kritik saja, tetetapi juga menawarkan solusi berupa hukum yg lebih baik yaitu hukum dari Allah Sang Pencipta alam raya.

Tawaran solusi ini pun bersifat tawaran pemikiran yang tidak memaksa. Semua orang berhak menimbang & memikirkan apakah tawaran itu lebih baik atau lebih buruk dibanding sistem hukum yg tengah berjalan.

Sayangnya, sebagian orang tidak memahami hal ini. Tindakan kritik itu diinterpretasi sebagai tindakan melawan hukum. Sedangkang tawaran solutif yg bersifat bebas itu dituduh memaksakan kehendak.

Hingga akhirnya, pemerintahpun turut serta dalam kelatahan tersebut. Menerbitkan perppu & mencabut ijin HTI tanpa proses pengadilan.

Semoga semua ini bisa menjadi pelajaran bagi kita semua.

* Penulis : Doni Riw

facebook

Banner iklan disini
loading...

Subscribe to receive free email updates: