Adu Bagong Hiburan Berdarah Kaum Pinggiran, Alasan Mereka Menyukainya Sangat Aneh
REUTERS
Image caption
Adu bagong memberi penghasilan kepada penduduk, kata pemilik anjing.
Apikepol.com - Gonggongan puluhan anjing santer terdengar di sekitar area dugong (adu bagong) yang digelar di sebuah tegalan di Kampung Cisindang, Desa Cikawao, Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung, Minggu (22/10/2017) siang. Bagong istilah Bahasa Sunda untuk menyebut Babi Hutan.
Puluhan anjing tersebut akan menjadi gladiator melawan tiga babi hutan yang ukurannya dua kali lebih besar dari anjing tersebut. Kebanyakan anjing itu berjenis American Pit Bull Terrier dan Pit-Kam (Pitbull Kampung), begitulah anjing kampung itu biasa disebut oleh pehobi dugong.
Sebelum bertarung, di bawah rimbunnya pepohonan bambu, para pemilik anjing menyegarkan anjing mereka dengan menyiramkan air. Tampak satwa tersebut memberontak di dalam kandang yang kecil itu.
Darah segar menyembur keluar dari tubuh anjing ketika berhadapan langsung dengan babi yang memiliki taring runcing. Walau tampak digdaya awalnya, perlahan stamina babi kendor juga. Kali ini satwa omnivora itu menjadi bulan-bulanan anjing yang dilepas oleh pemiliknya.
Engkos (49), warga Dayeuhkolot, menggemari turnamen dugong ini sejak masih berusia delapan tahun. Kegiatan yang dipenuhi dengan kebrutalan ini dianggapnya sebagai sarana untuk melepas stress.
"Kadang orang-orang elit kan berburu untuk menghilangkan stres, itu tak terjangkau oleh kami (biayanya). Jadinya saya ke sini saja, melihat darah anjing atau bagong, jadi enggak stres," kata Engkos di gelanggang dugong. (tribunnews)