Ini Bukti Islam Berkembang Pesat di Spanyol






Umatuna.com, JAKARTA -- Makin meluasnya pengaruh ajaran Islam di kalangan masyarakat Spanyol, mendorong pemerintah memberi pengakuan terhadap status Islam pada November 1992. Ini ditandai oleh dicapainya kesepakatan antara pemerintah dan Comision Islamica Espana yang mewakili berbagai organisasi Islam di Spanyol.

Sejak saat itu, Islam di Spanyol diakui sebagai agama resmi dan menjadi agama kedua terbesar setelah agama Kristen. Pemberian status ini sesuai dengan Undang-Undang Kebebasan Beragama yang disahkan pada tahun 1967.

Pengakuan resmi dari pemerintah ini membuka peluang kepada kaum Muslim di Spanyol untuk memberi pengajaran agama, baik di sekolah negeri maupun swasta. Selain itu, peluang juga untuk membangun sekolah yang dikelola sendiri, menjalankan ibadah di angkatan bersenjata, rumah sakit, dan penjara serta memperoleh keringanan pajak dan merayakan hari raya keagamaan.

Namun, baru di awal tahun 2005, berdasarkan ketetapan departemen agama negara Spanyol, sekolah-sekolah di Spanyol secara resmi diperbolehkan memberikan pelajaran agama Islam bagi para siswanya yang Muslim. Kesempatan ini tidak lepas dari peran Jose Luis Rodriguez Zapatero, perdana menteri Spanyol saat itu.

Sejak Zapatero menduduki tampuk kepemimpinan di Spanyol pada 2004, komunitas Muslim di negeri itu mulai mendapat perhatian dari pemerintah. Salah satunya adalah keputusannya memberi izin pengajaran agama Islam di sekolah-sekolah umum, di kota-kota besar di Spanyol yang jumlah komunitas Muslimnya cukup banyak. Misalnya, di kota Barcelona, Madrid, dan Andalusia.

JAKARTA -- Sejumlah pengamat di Spanyol meyakini, keputusan pemerintah memberi izin pengajaran agama Islam di sekolah-sekolah salah satunya bertujuan untuk mengontrol berdirinya sekolah-sekolah Islam swasta di Spanyol dan mencegah munculnya aksi-aksi teroris, seperti kasus ledakan bom di Madrid tahun 2004 lalu.

Pengajaran mata pelajaran agama Islam di sekolah-sekolah umum di Spanyol sebenarnya sudah mulai dirintis sejak 2000. Yaitu, pada sekolah-sekolah di Kota Ceuta dan Melilla, yang mayoritas penduduknya adalah Muslim Marokko. Kedua kota itu sendiri terletak di bagian utara wilayah Marokko yang masih di bawah kekuasaan Spanyol.

Guru agama Islam di kedua kota itu jumlahnya hanya tujuh orang. Mereka mengajar sekitar 1.900 siswa tingkat sekolah dasar. Pengajaran agama Islam di sekolah-sekolah di kedua kota inilah yang dianggap menjadi pelopor pengajaran agama Islam di kota-kota lainnya di Spanyol.

Sesuai kesepakatan antara pemerintah dan asosiasi organisasi Islam di Spanyol, pengajaran agama Islam di sekolah-sekolah dibatasi pada pengajaran yang sifatnya pengenalan terhadap Islam, misalnya tentang Rukun Islam. Namun, asosiasi organisasi Islam di Spanyol berupaya keras untuk memperluas pengajaran agama Islam di sekolah-sekolah di Spanyol, sebagai upaya untuk meluruskan pandangan yang salah masyarakat Spanyol terhadap Islam, di samping makin banyaknya jumlah imigran Muslim yang tersebar di negara-negara Eropa.

Bukti bahwa agama Islam berkembang pesat di tanah Spanyol juga ditandai dengan suara azan yang kembali berkumandang dari Masjid Agung Granada mulai pertengahan 2003 lalu, setelah absen hampir 500 tahun lamanya. Kumandang azan tersebut juga menandai difungsikannya kembali bangunan Masjid Agung Granada sebagai tempat ibadah umat Muslim di Granada.

Granada merupakan kota di Spanyol, tempat pernah berdiri istana kekhalifahan Islam, ketika Islam berkuasa di Eropa pada abad ke-7. ''Ini menjadi sebuah peristiwa politik. Karena, Granada menjadi masjid pertama yang dibuka kaum Muslim Spanyol sejak 500 tahun lalu,'' kata Abdul Haqq Salaberria, seorang warga Muslim di Spanyol. (republika) [Ummatuna/Apikepol]

Banner iklan disini
loading...

Subscribe to receive free email updates: