Komite III DPD Sebut Video Ahok Bentuk Kepanikan dan Keputusasaan Ahok dan Timnya
Umatuna.com, JAKARTA -- Wakil ketua Komite III DPD Fahira Idris mengatakan, video kampanye Basuki-Djarot yang bertemakan 'Beragam itu Basuki-Djarot' adalah bentuk kepanikan dan keputusasaan mereka menjelang Pilkada putaran kedua.
"Sepertinya begitu, soalnya dari berbagai hasil lembaga survei pasangan Anies-Sandi lebih unggul dibanding Basuki-Djarot," kata Fahira pada Republika.co.id, Selasa (11/4).
Bagi Fahira, video kampanye tersebut sama sekali tidak menonjolkan keberagaman, dan tak menjunjung nilai-nilai kebinekaan.
Malah sebaliknya, lanjut Fahira, tidak lebih dari sebuah iklan penyerangan terhadap pesaing politik dan terhadap suatu golongan tertentu yang dibungkus dengan propaganda dengan menyebar rumor meresahkan dan menakutkan.
Video kampanye tersebut, di dalamnya menampilkan adegan aksi atau demo dari sekelompok orang yang berpakaian baju koko, peci, yang menyimbolkan pakaian umat muslim, dengan membawa spanduk 'Ganyang Cina'.
Ia berharap, menjelang pesta demokrasi, Jakarta akan terbebas dari segala prasangka, stigmatisasi, serta masyarakat tidak mudah terpancing dan terpengaruh dengan konten video kampanye semacam itu. (republika) [Ummatuna/Apikepol]
"Sepertinya begitu, soalnya dari berbagai hasil lembaga survei pasangan Anies-Sandi lebih unggul dibanding Basuki-Djarot," kata Fahira pada Republika.co.id, Selasa (11/4).
Bagi Fahira, video kampanye tersebut sama sekali tidak menonjolkan keberagaman, dan tak menjunjung nilai-nilai kebinekaan.
Malah sebaliknya, lanjut Fahira, tidak lebih dari sebuah iklan penyerangan terhadap pesaing politik dan terhadap suatu golongan tertentu yang dibungkus dengan propaganda dengan menyebar rumor meresahkan dan menakutkan.
Video kampanye tersebut, di dalamnya menampilkan adegan aksi atau demo dari sekelompok orang yang berpakaian baju koko, peci, yang menyimbolkan pakaian umat muslim, dengan membawa spanduk 'Ganyang Cina'.
Ia berharap, menjelang pesta demokrasi, Jakarta akan terbebas dari segala prasangka, stigmatisasi, serta masyarakat tidak mudah terpancing dan terpengaruh dengan konten video kampanye semacam itu. (republika) [Ummatuna/Apikepol]