Apakah Jokowi-Ahok Pecah Kongsi?








Pasca Gubernur DKI Jakarta non-aktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) divonis 2 tahun penjara, massa pendukung Ahok pun menggelar aksi di depan rumah tahanan (rutan) Cipinang, Jakarta Timur.

Didalam aksi itu, salah seorang orator aksi Veronica Kalom Liau (28), mengkritik pemerintahan Jokowi. Dia menyebut rezim Jokowi lebih parah ketimbang rezim SBY.

Melihat aksinya itu, mulai timbul pertanyaan, apakah Jokowi dan Ahok pecah kongsi setelah Ahok menjadi terpidana, apakah massa pro Ahok kecewa dengan Presiden Jokowi.

"Hanya yang bependapat parah itu yang bisa jawab," kata pengamat Komunikasi Politik Emrus Sihombing kepada INILAHCOM, Sabtu (21/5/2017).

Menurut Emrus, pernyataan tersebut merupakan pernyataan yang tidak pantas dan tidak elegan. Jika diterima oleh masyarakat awam lanjut Emrus maka dapat merugikan Jokowi.

"Makanya saya bilang ditarik itu pernyataan seperti itu, bisa menimbulkan persepsi liar, karena tidak didukung data. Tapi kalau di dukung data, dianalisis, ada argumentasi perlu kita beri sesuatu, semacam memaklumi lalu didukung data atau analisis yang bagus, ini kan tidak ada datanya," tuturnya.

"Kalau liar, bisa menimbulkan pro kontra di ruang lublik, tidak saya sebut adu domba, dalam komunikasi politik bisa menimbulkan konflik di masyarakat, bisa juga menibulkan persatuan. Ketika komunikasi harus hati-hati, mari gelorakan komunikasi beradab, kritik boleh tapi elegan dan argumentatif," tandasnya.






[M.Bersatu/apik.apikepol.com]

“Jika engkau punya teman – yang selalu membantumu dalam rangka ketaatan kepada Allah- maka peganglah erat-erat dia, jangan pernah kau lepaskannya. Karena mencari teman -‘baik’ itu susah, tetapi melepaskannya sangat mudah sekali” [Imam Syafi'i]

Banner iklan disini
loading...

Subscribe to receive free email updates: