Jokowi Mengeluh, Kepercayaan Investor ke Pemerintah Minim







Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluh soal minimnya kepercayaan investor terhadap pemerintah, lantaran perizinannya yang masih berbelit. Keluhan itu disampaikan di hadapan jajaran Menteri Kabinet Kerja di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, kemarin.

Turut hadir sejumlah menteri kabinet kerja, di antaranya, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.
“Saya melihat masih banyak sekali hal-hal kecil-kecil yang menyebabkan investor kecewa,” kata Jokowi.
Jokowi mengungkapkan, ada beberapa hal yang selama ini menimbulkan kekecewaan dari para investor. Salah satunya, terkait masalah perizinan, dan tindaklanjuti Memorandum of Understanding (MoU) antara pemerintah dengan pengusaha.
“Kemudian juga masalah keputusan di bidang-bidang perizinan yang sebetulnya juga hal-hal yang tidak fundamental, kecil, tetapi karena tidak kita monitor, sehingga timbul kekecewaan dari investor,” jelasnya.
Karena itu, kata dia, para men­teri harus segera memperbaiki pelayanan investasi, sehingga dapat menjaga kepercayaan masyarakat internasional yang menanamkan modalnya di Tanah Air.
“Peluang-peluang seperti ini tidak datang dua kali, apalagi ti­ga kali. Oleh sebab itu, kesiapan-kesiapan kita dalam melayani, kecepatan-kecepatan kita dalam melayani investasi-investasi yang masuk itu betul-betul harus terintegrasi, diikuti satu persatu secara detil, jangan sampai yang justru sudah masuk tinggal pelaksanaan, menjadi tidak per­caya lagi gara-gara penanganan akhir kita yang tidak baik,” kata Jokowi.
Selain pembenahan pelayanan untuk investasi, Jokowi men­gatakan, peluang-peluang kerja sama dengan negara lain san­gat terbuka lebar.Pada 14-15 Mei, Jokowi yang menghadiri KTT “Belt and Road Forum” di Beijing, RRT telah berdiskusi bersama 28 kepala negara/pe­merintahan lain dan organisasi internasional.
Jokowi mengatakan, Indonesia juga perlu memanfaatkan per­ingkat investasi yang dikeluar­kan oleh lembaga pemeringkat Standard & Poors sehingga me­nambah kepercayaan investor.
“Sehingga ini menambah ke­percayaan kepada kita terutama untuk investasi-investasi yang berasal dari luar negeri karena itulah sebuah kepercayaan yang harus kita jaga kemudian,” jelas Presiden.
Di tempat sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengata­kan, minat investor di Indonesia semakin besar. Namun, masih ada beberapa kendala terkait perizinan.
“Hari ini Presiden mengun­dang untuk rapat follow up dari berbagai perjalanan beliau. Seperti yang diketahui dalam sebulan ini ada 3 hal yang sangat penting. Pertama adalah an­nual meeting ADB di Yokohama yang di situ menggambarkan bahwa pemerintah Jepang dan negara-negara yang tergabung dalam ADB akan melakukan investasi terutama dalam bidang infrastruktur,” kata Sri
Adapun kunjungan lainnya yang dilakukan oleh Jokowi ada­lah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) One Belt One Road. Kunjungan ini dilakukan untuk membahas tentang pembangu­nan infrastruktur dan Jalur Sutra China.
“Kedua event mengenai one belt one road. Inisiatif yang dilakukan di Beijing, di mana pemerintah China menyampai­kan juga memegangi pentingnya untuk membangun infrastruktur di dalam menghubungkan dari mulai Afrika, Asia dari mulai Asia Selatan, Asia Tengah, Asia Tenggara sampai dengan middle east dengan suatu investasi di bi­dang infrastruktur yang itu juga perlu didukung dengan berbagai kebijakan-kebijakan ekonomi,” jelasnya. (*/JPG)





[M.Bersatu/apik.apikepol.com]

“Jika engkau punya teman – yang selalu membantumu dalam rangka ketaatan kepada Allah- maka peganglah erat-erat dia, jangan pernah kau lepaskannya. Karena mencari teman -‘baik’ itu susah, tetapi melepaskannya sangat mudah sekali” [Imam Syafi'i]

Banner iklan disini
loading...

Subscribe to receive free email updates: