Sidang Paripurna DPRD Santar Ricuh, Hingga Berujung Baku Hantam



Sidang Paripurna DPRD Santar Ricuh, Hingga Berujung Baku Hantam

Opini Bangsa - Kericuhan dalam sidang paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pematangsiantar melibatkan sejumlah anggota dan berujung adu pukul.

Mulanya Arapen Ginting dari Fraksi PDI Perjuangan kecewa dan kesal terhadap Ketua DPRD Eliakim dari Fraksi Demokrat yang memimpin sidang di Gedung DPRD, Rabu (3/5/2017).

Eliakim sepihak mengetuk palu dan menskors sidang paripurna yang membahas rotasi alat kelengkapan dewan. Spontan emosi dewan meledak, terloncar caci maki dan hujatan terhadap Eliakim.

"Pimpinan bodoh!" seru Arapen menghadap Eliakim.

Wakil Ketua DPRD Timbul Lingga yang satu fraksi dengan Arapen juga ikut tersulut emosi. Dalam sidang paripurna sejak awal ia mendamping Eliakim ikut memimpin sidang.

Kekesalan Timbul bertambah melihat Eliakim langsung beranjak dari kursinya dan meninggalkan ruangan usai menskor dan mengetuj palu.

"Enggak ada otakmu!" serapah Timbul sambil mendatangi Eliakim yang mencoba hendak pergi meninggalkan ruangan sidang.

Eliakim yang hendak meninggalkan kursi pimpinan sidang nyaris jatuh saat turun dari tangga. Di antara para pengawalnya Eliakim membalas balik umpatan anggota lainnya.

"Otakmu yang enggak ada," balas Eliakim.



Pertikaian dipicu saat pembahasan dua surat dari Fraksi Gerindra tentang personalia alat kelengkapan yang kemudian memunculkan perbedaan pendapat.

Sehingga Eliakim segera mengetuk palu secara sepihak tanda sidang paripurna diskors, tanpa lebih dulu mempertanyakan ke forum. Skorsing sidang pun tanpa disertai batas waktu yang diitentukan.

Seketika itu satu dari dua wakil ketua yang mendapingi Eliakim, Mangatas Silalahi dari Fraksi Golkar, membanting pelantang suara.

Setelah beranjak dari kursi Eliakim dikejar Mangatas dan Timbul. Keduanya sempat saling cekik leher dan tarik menarik kerah baju.

Sejumlah anggota dewan lainnya turut melerai mereka. Eliakim dikawal hingga keluar sidang paripurna. Sedangkan Mangatas dan Timbul kembali persidangan melanjutkan sidang tanpa Eliakim.

Usai pertikaian itu tampak kancing kemeja kuning Mangatas Silalahi terbuka seluruhnya, sehingga nampak dadanya.

Mangatas mengatakan insiden itu tidak disengaja. Ia tak sadar kemejanya yang akan diperbaiki ke penjahit sudah terbuka begitu saja.



Ia menduga kancing bajunya terbuka lantaran terhimpit dan tarik-menarik saat kericuhan mengejar Eliakim yang hendak keluar ruangan sidang.

"Tidak mungkinlah aku sengaja membuka kancing kemeja di tempat publik. Kebetulan kemeja saya, kancingnya sudah longgar, lobangnya juga agak kebesaran dan kancingnya licin. Dari kemarin sudah mau dijahitkan," ungkap Mangatas.

Minta Maaf

Mangatas mengaku meminta maaf atas kericuhan yang melibatkan dirinya dan anggota dewan lainnya saat sidang paripurna membahas rotasi alat perlengkapan dewan.

"Kalau kami emosi kami mohon maaf kepada floor paripurna, teman-teman pers dan masyarakat Kota Pematangiantar. Itu lebih dari sikap spontanitas karena sudah terlalu lama ketua kita ini terlalu arogan memimpin sidang dan semena-mena selalu," ungkap Mengatas.

Tersulut emosi Mangatas lantaran Eliakim kerap bertindak semena-mena dan melanggar ketentuan dewan. Di antaranya ia sering mengeluarkan surat kebijakan tanpa musyawarah, memakai stempel dewan untuk kebijakan sepihak.

Selama ini semua yang dilakukan Eliakim dilakukan tanpa persetujuan dua wakil ketua DPRD yang harus membubuhkan tanda tangan di atas surat dan kebijakan.

"Sering ketua keluarkan surat ditandatangani sendiri, berpikir sendiri, pakai stempel sendiri, tanpa koordinasi dengan kami berdua (Wakil Ketua DPRD)," beber Mangatas.

"Supaya diganti saja Eliakim. Jangan dia lagi. Saya khawatir kalau dia lagi yang memimpin sidang lagi ini bisa jadi pidana kita," tegas Mangatas.



[apikepol.com]

Banner iklan disini
loading...

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :