Kapolri: Teroris Pakai Telegram untuk Komunikasi









Wacana pemblokiran terhadap salah satu aplikasi pesan singkat, Telegram, bukan tanpa alasan. Salah satu yang cukup menguat adalah adanya indikasi aktivitas kelompok teroris yang menggunakan aplikasi itu sebagai alat komunikasi dan koordinasi.

Hal itu disampaikan Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian di Lapangan Monas, Jakarta, Minggu (16/7/2017).

"Sampai bom Kampung Melayu, terakhir di Falatehan, ternyata komunikasi yang mereka gunakan semuanya menggunakan Telegram," ujar Tito.

Tito membeberkan, dalam kasus serangan teror di Kampung Melayu, polisi menemukan adanya komunikasi antarpelaku via Telegram dengan Bahrun Naim, seorang militan ISIS asal Indonesia yang dikabarkan telah berada di Suriah.





Tak hanya untuk kasus di Kampung Melayu. Dalam kasus penusukan polisi di Falatehan, pelaku bernama Mulyadi diketahui bergabung dengan grup radikal di Telegram. Indikasi penggunaan telegram oleh kelompok teroris, kata Tito, juga terungkap dalam penangkapan pengibar bendera ISIS di Polsek Kebayoran Lama.

Pelaku berinisial GOH diketahui mendapat pemahaman radikal melalui internet sejak 2015. Salah satunya dari grup media sosial dan aplikasi Telegram yang diberi nama, Manjanik, Ghuroba, UKK, dan Khilafah Islamiyah.

"Selama ini fitur telegram banyak keunggulan. Di antaranya mampu memuat sampai 10.000 member dan dienkripsi. Artinya sulit dideteksi," ujar Tito.

Sebagaimana diketahui, Kementerian Komunikasi dan Informatika telah mengultimatum pemblokiran aplikasi Telegram di Indonesia lantaran telah ditemukan banyak kanal yang bermuatan propaganda radikalisme, terorisme, paham kebencian, ajakan atau cara merakit bom, cara melakukan penyerangan, disturbing images, dan berbagai aktivitas lainnya yang bertentangan dengan undang-undang.

sumber : jitunews





[M.Bersatu/apik.apikepol.com]

“Jika engkau punya teman – yang selalu membantumu dalam rangka ketaatan kepada Allah- maka peganglah erat-erat dia, jangan pernah kau lepaskannya. Karena mencari teman -‘baik’ itu susah, tetapi melepaskannya sangat mudah sekali” [Imam Syafi'i]

Banner iklan disini
loading...

Subscribe to receive free email updates: