Rizal Ramli: Jangan Serahkan Indonesia pada Kurawa









Di arena halal bi halal bersama aktivis lintas organisasi dan lintas generasi yang digelar di kantornya di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Rabu malam (5/7), ekonom senior DR. Rizal Ramli bercerita tentang kekalahan Yudistira, sulung keluarga Pandawa, dalam perjudian melawan keluarga Kurawa.

Yudistira, kata Rizal Ramli, adalah tokoh berkarakter pemimpin yang bijaksana. Tetapi ada saatnya dia keliru, termasuk ketika meladeni tantangan Kurawa untuk bermain judi. 

“Sampai-sampai istrinya Drupadi hampir dijadikan taruhan. Akhirnya taruhan terakhir Yudistira adalah Kerajaan Astina. Pandawa kalah sehingga harus meninggalkan Astina,” kata Rizal Ramli. 

Mengapa Rizal Ramli menceritakan kisah ini?

“Kita semua tidak mau Indonesia mengalami nasib seperti Astina, yang setelah ditinggalkan Pandawa dikuasai oleh Kurawa. Jangan serahkan Indonesia pada Kurawa,” sambungnya.  

Rizal Ramli mengaitkan ceritanya ini dengan situasi yang sekarang terjadi di Indonesia. 

Tim ekonomi pemerintah dikuasai oleh kelompok yang tidak memiliki keberpihakan kepada rakyat kecil, hanya mengandalkan pada strategi pengetatan yang membuat daya beli masyarakat turun. 

“Maksud dari pengetatan ini untuk membanyak tabungan yang bisa digunakan untuk membayar pokok dan bunga utang. Kebijakan ini disambut gembira lembaga donor. Tapi di sisi lain membuat daya beli rakyat turun,” kata Rizal Ramli. 

Menurut dia, ada cara lain yang bisa dilakukan untuk menambah pemasukan negara. Cara terbaik dengan mengimplementasikan gagasan Nawacita Presiden Jokowi yang intinya adalah kebepihakan. 

“Strategi lain adalah dengan growth story. Pemerintah harus punya kisah-kisah sukses pembangunan. Ini yang paling efektif untuk menambah pendapatan negara,” kata dia lagi. 

Kalau daerah-daerah dibangun dan dijadikan pusat pertumbuhan ekonomi baru seperti yang pernah dikerjakan setahun yang lalu, kata Rizal Ramli, maka ekonomi akan tumbuh merata, berbagai proyek pembangunan infrastruktur juga biasa dibiayai. 

sumber : rmol





[M.Bersatu/apik.apikepol.com]

“Jika engkau punya teman – yang selalu membantumu dalam rangka ketaatan kepada Allah- maka peganglah erat-erat dia, jangan pernah kau lepaskannya. Karena mencari teman -‘baik’ itu susah, tetapi melepaskannya sangat mudah sekali” [Imam Syafi'i]

Banner iklan disini
loading...

Subscribe to receive free email updates: