Wartawan Senior: Jokowi tak Punya Kapasitas sebagai Presiden








Joko Widodo (Jokowi) belum memiliki kapasitas seorang presiden namun dipaksakan sebagai orang nomor satu di negeri ini.

Demikian dikatakan wartawan senior Asyari Usman dalam pernyataan kepada suaranasional, Selasa (18/7).

Kata Asyari, Jokowi bukan politikus yang teruji di internal partai politik.

Dia seorang pengusaha meubel yang kemudian disukai warga Solo untuk dijadikan wali kota.

Asyari mengatakan, Jokowi bukan Soeharto apalagi Soekarno. Belum juga setara SBY. Dua yang pertama adalah tokoh yang muncul melalui seleksi alam.

Mereka kuat dan disegani. “Dalam batas tertentu, SBY juga melewati “natural selection”. Ketiga presiden ini tahu apa yang harus mereka lakukan.

Mengerti harus menuju ke mana,” jelas Asyari. Menurut Asyari, Jokowi sangat bergantung pada “spin doctors” (tukang poles, tukang bisik).

Dari sinilah bermula semua masalah yang terjadi sekarang.

Semua disiapkan oleh pemoles dan pembisik. Tidak salah meminta masukan dari tim penasihat, tetapi presiden harus bisa mempertanyakan masukan-masukan itu.

Apalagi menyangkut isu yang sensitif.

“Presiden seharusnya mengambil posisi sutradara (pengarah), bukan yang disutradarai. Dalam pengolahan presentasi berbagai isu, memang presiden sering harus disutradarai. Ini praktik yang lumrah di mana-mana tidak masalah,” pungkas Asyari. 

[snc]


[M.Bersatu/apik.apikepol.com]

“Jika engkau punya teman – yang selalu membantumu dalam rangka ketaatan kepada Allah- maka peganglah erat-erat dia, jangan pernah kau lepaskannya. Karena mencari teman -‘baik’ itu susah, tetapi melepaskannya sangat mudah sekali” [Imam Syafi'i]

Banner iklan disini
loading...

Subscribe to receive free email updates: