Lupakan Situng dan Awasi Rekap Berjenjang



Oleh Nimran Abd (Ketua PB HMI 2006-2008)

Kita semua sedang menghadapi suatu kejahatan pilpres yang terencana. Pertama-tama quick count oleh lembaga survei dan kegiatan sebagai upaya cipta kondisi berikutnya melalui situng KPU dengan berbagai modus keja7hatan penginputan data yang sengaja sudah disetting secara sistem IT seperti kejadian yang banyak disinyalir oleh beberapa ahli IT atas kroditnya upaya perbaikan penginputan disatu TPS yang secara otomatis berpindah ke entri data situng di TPS lainya. Terakhir kitapun menghadapi fakta penginputan data yang bersumber dari C1 baik yang dimiliki oleh para saksi paslon dan c1 plano yang telah dipalsukan dan bersumber dari kejahatan pencurian kotak suara kardus yang telah diganti isinya dengan yang baru yang juga diduga kuat adalah palsu. Upaya yang sama juga dilakukan atas penghitungan manual yang kini sedang dilakukan secara berjenjang di PPK di tingkat Kecamatan, KPU Kab/lKota, KPUD Prov hingga rekapitulasi suara terakhir di KPU nasional. 





Satu hal yang pasti dari rangkaian kejahatan tersebut BPN 02 khususnya dan masyarakat luas umumnya akhirnya akan dipaksa dan menerima penyelesaiannya yang akan dilakukan melalalui sengketa hasil yang ada di Mahkamah Konstitusi (MK). Sehingga hal lain yang perlu diwaspadai, saya pikir nyaris kita semua terjebak dalam sebuah skenario pengalihan. Publik dibuat sibuk memelototit situng KPU hingga abai dengan proses hitungan manual secara berjenjang disemua tingkatan penyelenggara hingga ditingkat KPU pusat. Banyak kejadian yang luput dari pengamatan publik terhadap proses rekapitulasi suara ditingkat PPK di Kecamatan yang mana data c1 yang digunakan KPU bukan lagi berasal dari C1 yang beredar ditangan saksi paslon 02 maupun yang berasal dari C1 plano saat penghitungan suara yang tertempel di TPS pada saat tanggal 17 April lalu yang terdapat hologramnya akan tetapi C1 yang baru atau sudah diganti dengan yang baru yang telah ditiru dan dipalsukan. Dari mana data C1 dan C1 plano berumber untuk kemudian jadi rujukan dibuatkan yang baru/palsu itu? Yah dari Kotak Suara Kardus yang telah dicuri/dipindahkan ketempat lain lalu diganti dan isinya dengan yang baru yang marak terjadi beberapa waktu yang lalu itu.

Berdasarkan informasi yang beredar hal ini banyak terjadi di daerah bukan saja yang menjadi basis 02 tapi juga di Kab/Kota dimana Bupatinya berasal dari parpol koalisi 01. Maka inilah pesan tersembunyi dibalik alasan dan klarifikasi yang disampaikan oleh Ketua dan beberapa orang komisioner KPU lainnya atas protes dari temuan belasan ribu kesalahan entri data situng yang menggelembungkan suara paslon 01 dan merugikan perolehan suara paslon 02, yaitu dimana situng bukanlah menjadi rujukan penetapan hasil pilpres yang nanti akan diumumkan pada tanggal 22 Mei 2019 melainkan dari hasil perhitungan atau rekapitasi suara berjenjang secara manual. 

Jadi kalau ada yang berpendapat  atau memprediksi bahwa dalam minggu ini akan terjadi perubahan grafik perolehan suara yang menempatkan 02 mengungguli suara 01 seiring dengan masuknya data dari kantong-kantong suara 02 itu tidak lain hanyalah ansur alias angin surga. Hal itu hanya akan terjadi apabila penginputan data berlansung secara wajar dan normal. Sebab kenapa? Jawabnya situng KPU sudah dibajak.[tsc]

Banner iklan disini
loading...

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :