Unggah Foto Remaja Tewas Ditembak, Dokter di Bandung Dibekuk Polisi
GELORA.CO - Polda Jabar meringkus DS pemilik akun Facebook ‘Dodi Suardi’ seorang dokter gegara mengunggah soal remaja tewas ditembak polisi. Polisi menyayangkan perbuatan dokter tersebut.
“Kebetulan DS ini adalah seorang dokter ahli kebidanan dan seorang doktor S3 mengajar di salah satu perguruan tinggi di Bandung. Jadi yang bersangkutan selain mengajar di perguruan tinggi Kota Bandung, ini juga praktiknya di rumah sakit terkenal di Kota Bandung. Jadi beliau mengajar dan punya keahlian di kebidanan,” ujar Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jabar Kombes Samudi di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, Selasa (28/5).
Penelusuran di akun Facebook-nya, DS tercatat bekerja di Rumah Sakit Hasan Sadikin dan RS AMC Bandung. Sementara mengajar, tertulis DS mengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran.
Samudi menyayangkan atas perbuatan dokter tersebut. Menurut Samudi, tidak sepatutnya dokter apalagi dosen pengajar menyebarkan konten hoaks di media sosial.
Sebab, kata Samudi, unggahan yang dilakukan DS akan memicu kebencian masyarakat terhadap institusi Polri.
“Kita juga menyayangkan yang seharusnya beliau ini kan dokter dan doktor pengajar seharusnya membantu pemerintah, aparat keamanan dalam hal memberikan penyejukan, pemahaman dan edukasi ke masyarakat pengguna media sosial,” ucapnya.
“Harusnya kalau ada berita yang tidak benar, ini sharing dulu, tapi jangan dishare, jangan ini berita-berita yang tidak jelas, belum tentu kebenaran, ini langsung ditambahi dan dibumbui kemudian di share. Kalau beritanya tidak benar akan menimbulkan apriory kebencian dan amarah,” kata Samudi menambahkan.
DS ditangkap jajaran Direktorat Reserse Krimibal Khusus Polda Jabar pada Senin (27/5) lalu. Dalam unggahannya melalui akun Facebook-nya ‘Dodi Suardi’ pelaku menyebut ada remaja 14 tahun yang tewas ditembak polisi.
Adapun unggahan yang ditulis DS di akunnya pada 26 Mei 2019 ialah :
Malam ini Allah memanggil hamba-hamba yang dikasihinya. Seorang remaja tanggung, menggunakan ikat pinggang berlogo osis, di antar ke posko mobile ARMII dalam kondisi bersimbah darah. Saat diletakkan distretcher ambulans, tidak ada respons, nadi pun tidak teraba. Tim medis segera melakukan resusitasi. Kondisi sudah sangat berat hingga anak ini syahid dalam perjalanan ke rumah sakit. Tim medis yang menolong tidak kuasa menahan air mata. Kematian anak selalu menyisakan trauma. Tak terbayang perasaan orangtuanya…. Korban Tembak Polisi, Seorang Remaja 14 Tahun Tewas. [dt]