Gubernur NTB Disebut "Tikus Kotor", Geprindo: Etnis Cina jangan Memancing Konflik Massal






Geprindo mengingatkan, etnis cina jangan memancing konflik massal. Arogansi Steven walaupun hanya oknum, namun dapat merepresentatifkan etnis cina lain di Indonesia.
Umatuna.com - Perkataan tidak etis Steven Hadisuryo Sulistyo (SHS), seorang warga keturunan, terhadap Gubernur NTB, Muhammad Zainul Majdi merupakan bentuk kesombongan yang harus ditindak tegas secara hukum sekaligus ini peringatan bagi warga negara Indonesia asli untuk bersatu.

Kasus penghinaan terhadap pribumi bukan kali ini saja terjadi, bahkan Ketua MPR, Zulkifli Hasan pernah mengalami hal yang sama. Saat itu Gerakan Pribmui Indonesia (Geprindo) langsung melaporkan pelaku ke Polda Metro Jaya, Jumat (17/3/) lalu.

"Tindakan Steven benar-benar sangat kasar dan harus dihukum seberatnya," tegas Presiden Geprindo, Bastian P. Simanjuntak melalui siaran pers yang diterima redaksi, Minggu (16/4).

Geprindo mengingatkan, etnis cina jangan memancing konflik massal. Arogansi Steven walaupun hanya oknum, namun dapat merepresentatifkan etnis cina lain di Indonesia.

GEprindo pun mendesak pemerintah dan parlemen segera membuat regulasi yang menjadikan pribumi sebagai tuan rumah di negerinya sendiri. Pemerintah harus mencegah peristiwa tahun 1963, 1973, dan 1998 terulang lagi.

"Cukup sudah pribumi terus dihina oleh etnis cina, bahkan tak tanggung-tanggung yang dihina mereka, para petinggi daerah dan negara," terangnya.

Geprindo, masih kata Bastian, menilai keberanian etnis cina menghina gubernur NTB dikarenakan pemerintah selama ini menganakemaskan mereka. Akibatnya etnis mereka seenaknya menghina, seolah tak akan ada hukum yang akan mampu menjangkaunya.

"Geprindo siap menggerakkan pribumi se-nusantara bila pemerintah cenderung tak peduli pada pribumi dan malah memihak etnis cina," tukasnya. (rmol) [Ummatuna/Apikepol]

Banner iklan disini
loading...

Subscribe to receive free email updates: