Pak Jokowi Kenapa Baru Ngeluh Sekarang






Umatuna.com - Presiden Jokowi rupanya memendam kekecewaan terhadap kunjungan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al-Saud ke Indonesia, Maret lalu. Sebabnya, investasi yang digelontorkan Saudi di Tanah Air tak seberapa jika dibandingkan nilai investasi mereka di China. Tapi, kenapa juga Pak Jokowi baru mengeluh sekarang?

Rasa kecewa itu diungkapkan Jokowi di hadapan ribuan santri dan puluhan kyai di Pondok Pesantren Buntet, Kecamatan Astanaja Pura, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Kamis (13/4) lalu.

Jokowi berkunjung ke sana untuk menghadiri Haul Al-Marhumin sesepuh ponpes dan peletakan batu pertama pembangunan indoor Sport Hall dan Auditorium Mbah Muqoyyim Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Yayasan Lembaga Pendidikan Islam Buntet Pesantren. Sejumlah menteri ikut mendapingi yakni Menko PMK Puan Maharani, Seskab Pramono Anung, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Menkes Nila Moeloek dan Wagub Jawa Barat Dedi Mizwar.

Dalam sambutannya, Jokowi bercerita tentang kedatangan Raja Salman ke Indonesia awal Maret yang menghasilkan sejumlah kesepakatan kerja sama. Jokowi mengakui penyambutan Raja Salman di memang disiapkan dengan maksimal, baik dan rapi. Meski kemudian Allah berkehendak lain, karena hujan turun deras saat Raja Salman menginjakkan kaki di Istana Bogor. "Tapi enggak apa-apa. Itu namanya hujan berkah," kenang Jokowi yang kala itu memayungi sendiri Raja Saudi agar tak kebasahan.

Tak hanya itu, Jokowi juga mengajak Raja Salman berkeliling Istana Bogor dengan menumpang mobil golf. Jokowi sendiri yang menyopiri. Hasilnya tak mengecewakan. Kata Jokowi, Saudi kemudian setuju menanamkan investasi di Indonesia sebesar Rp 89 triliun. Jokowi mengaku kaget dengan nilai segitu karena dianggap besar. Tapi itu tak lama. Saat Raja Salman berkunjung ke China, rupanya nilai investasi Saudi di sana hampir 10 kali lipat atau senilai Rp 870 triliun. "Padahal (sewaktu di Bogor) saya setiri (mobil golf) sendiri, saya payungi sendiri kok dapatnya lebih kecil," imbuhnya.

Eks Walikota Solo itu buru-buru menegaskan bahwa rasa kekecewaan itu sangat sedikit dan mengatakan menindaklanjutinya dengan menelepon Raja Salman dan Pangeran Muhammad. "Semoga Indonesia mendapat lebih dari yang didapat China," ungkap Jokowi yang disambut tepuk tangan hadirin.

Sekadar tahu saja, Indonesia adalah salah satu negara yang dikunjungi oleh Raja Salman dalam lawatannya ke sejumlah negara di Asia selama tiga pekan. Malaysia adalah negara pertama yang didatangi oleh Raja Salman beserta 1500 delegasinya, sebelum ke Indonesia yang kemudian lanjut ke Brunei, China, dan Jepang. Di Indonesia, Raja Salman melakukan kunjungan kenegaraan di Jakarta selama tiga hari yang dilanjutkan 9 hari pelesiran di Bali.

Pengamat hubungan internasional dari Universitas Padjajaran DR Teuku Rezasyah menilai wajar saja jika Jokowi kecewa dengan nilai investasi yang digelontorkan Saudi. Soalnya, jauh-jauh hari, Jokowi sudah menargetkan kunjungan Raja Salman bisa mendatangkan investasi senilai 25 miliar dolar AS atau senilai Rp 322 triliun. Untuk itu, sambutan Raja Salman terbilang mewah.

Bahkan untuk pertama kalinya Jokowi mau menyambut tamu negara di Bandara Halim Perdanakusuma dan melakukan berbagai diplomasi seperti selfie dan vloger. Meski begitu, realisasi investasi Saudi sebesar 7 miliar dolar dinilai jauh dari harapan. "Sebenarnya tak cuma Presiden yang berharap, masyarakat Indonesia pun ngarep kucuran dana segar dari Saudi," kata Rezasyah, saat dikontak Rakyat Merdeka, tadi malam.

Hanya saja, Reza bilang, tidak bisa juga menyalahkan Saudi. Investasi adalah urusan bisnis. Faktor pertama yang dinilai saat sebuah perusahaan akan menanamkan duitnya adalah soal bagaimana hasilnya. Apakah kerja sama ini akan menguntungkan atau tidak. Tak ada hubungannya dengan agama dan ideologi. Dalam sebuah kerja sama, kesamaan agama hanya faktor penguat saja. "Jadi kunci investasi adalah tata kelola pemerintahan yang baik. Kemudahan dan keuntungan ketika berbisnis di Indonesia," ujarnya.

Kenapa baru sekarang Jokowi menyampaikan keluhannya? Reza menilai ada ada baiknya juga Presiden menyadari meski terlambat. Artinya Jokowi harus mulai memperbaiki jajaran di bawahnya agar tingkat kemudahan berbisnis di Indonesia bisa lebih baik. "Jangan sampai Jokowi jadi sales jika ke luar negeri, tapi jajaran di bawahnya tidak siap," tuturnya. (rmol) [Ummatuna/Apikepol]

Banner iklan disini
loading...

Subscribe to receive free email updates: