Amnesty International: Kepolisian Tidak Serius Ungkap Kasus Novel Baswedan






Umatuna.com - Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Usman Hamid mempertanyakan kemampuan kepolisian dalam mengungkap kasus penyiraman air keras yang dialami penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan oleh orang tak dikenal.

Pasalnya menurut Usman, sudah sebulan lebih, pihak kepolisian masih belum bisa menemukan siapa pelaku di balik teror terhadap salah satu penyidik yang dikenal paling berani di komisi antirasuah tersebut.

Usman yang menjabat sebagai  Direktur Eksekutif Amnesty International perwakilan Indonesia itu menegaskan dengan dilepaskannya terduga pelaku teror berinisial AL, menunjukkan bahwa bukti-bukti yang dimiliki pihak kepolisian masih kurang. Ia pun menganggap usaha dari pihak kepolisian untuk mencari bukti belum maksimal.

"Sayangnya keputusan untuk melepaskan mereka justru memperlihatkan bahwa polisi kekurangan bukti. Kalau kekurangan bukti, berarti usaha untuk mencari bukti kurang maksimal. Ini yang saya khawatirkan," kata Usman disebuah diskusi yang diadakan di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (14/5).

Usman berharap dalam waktu dekat pihak kepolisian bisa menunjukkan perkembangan yang signifikan sehingga kasus Novel dapat segera terungkap siapa pelaku teror penyiraman air keras tersebut.

"Harapan saya ada perkembangan kemajuan-kemajuan yang signifikan. Kasus Novel ini penting karena Novel merupakan aset yang besar untuk pemberantasan korupsi di Indonesia," kata Usman.

Lebih lanjut, kata Usman, Novel saat ini dikenal luas sebagai simbol KPK. Tumpulnya pengusutan hukum atas kasus yang menimpanya berpotensi mengurangi wibawa aparat penegak hukum.

"Kalau pelaku penyerangan kepada Novel saja tidak bisa ditangkap, bisa jadi ini berimbas kepada demoralisasi penegak hukum lainnya. Ini yang kami kira harus disadari oleh pimpinan Polri dan Presiden," demikian Usman. (rmol) [Ummatuna/Apikepol]

Banner iklan disini
loading...

Subscribe to receive free email updates: