Jenggala Center Tunggu Klarifikasi Pihak yang Diduga Memfitnah JK









Salah satu tim sukses utama pasangan Joko Widodo - Jusuf Kalla pada pemilihan presiden 2014 lalu, Jenggala Center, menyerukan kepada pihak-pihak tertentu yang diduga berkeinginan mengadu domba pasangan Jokowi-JK dengan cara menebar fitnah dan ujaran kebencian untuk berhenti melakukan aksinya.

Menurut Direktur Eksekutif Jenggala Center Syamsuddin Radjab, selama ini pihaknya tidak pernah memberi reaksi apapun terhadap dinamika politik. Namun terkait semakin banyaknya ujaran kebencian yang ditujukan untuk menghina JK, penting bagi mereka untuk menanggapinya.

"Bahkan malah sampai pada ucapan yang sudah tak lagi bisa ditolerir, karena orasi-orasi salah satu pendukung calon dengan mengeluarkan fitnah dan penghinaan yang begitu keji terhadap JK, karena itu mau tak mau kami harus memberi respon," kata Syamsuddin dalam acara konferensi pers di Jenggala Center, Ahad, 21 Mei 2017.


Ia menuturkan, unjuk rasa merupakan Hak Asasi Manusia. Namun apabila unjuk rasa berubah menjadi ujaran kebencian dan merujuk pada upaya penghasutan, Jenggala meminta kepada pihak tersebut untuk segera melakukan klarifikasi langsung dengan mendatangi kantor mereka, di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. "Kami menerima Anda sebagai sahabat, kawan seperjuangan untuk Indonesia dalam masa tunggu 7x24 jam sejak hari ini," tuturnya.

Berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan oleh tim Jenggala, mereka mengidentifikasi lima hal baik berupa orang maupun ucapan di media sosial yang diduga menyebar fitnah terhadap JK. Antara lain pemilik akun facebook dan twitter Hasanudin Abdurakhman (Kang Hasan), dan pemilik akun twitter Front Pembela Cikeas @LaskarCikeas.

Selain itu mereka juga mengidentifikasi penebar fitnah yakni seseorang yang menyampaikan orasi di depan gedung Mahkamah Agung yang diunggah oleh akun Gareng Petruk pada 17 Mei 2017, kemudian Silfester Matutina selaku penyampai orasi pada aksi unjuk rasa di depan Mabes Polri pada 15 Mei 2017, dan Laveran Sirait yang diduga mengunggah video orasi Silfester Matutina dalam akun www.facebook.com/LAVERAN/1981.

Rencananya, hari Senin esok, 22 Mei 2017, Jenggala Center juga akan menindaklanjuti hal tersebut dengan melapor ke Mabes Polri. "Saya kira ini tugas polisi untuk mencari akun ini dan mereka harus bertanggung jawab terhadap apa yang ia tulis. Kami membedah bahwa ini memenuhi unsur pidana," ucapnya.

Sebelumnya Jusuf Kalla (JK) menerima tudingan yang menyebut dirinya sebagai sosok anti keturunan. Namun pada 15 Mei lalu kepada wartawan, ia telah menepis dan menegaskan bahwa dirinya tidak anti masyarakat keturunan. Ia memberikan contoh kedekatannya dengan sahabatnya yang merupakan warga keturunan Tionghoa seperti misalnya Sofjan Wanandi.

Kabar yang menyerang JK awalnya muncul di media sosial Twitter, yang menyebutkan bahwa JK sejak muda telah anti terhadap warga keturunan. Mendengar kabar buruk yang menimpa ayahnya, putri bungsu JK Chairani Kalla membela kabar yang disebut sebagai hoax itu dalam akun media soal Path-nya.

"Ayah saya adalah sosok pemberani. Ia dikenal sebagai pejabat yang tidak takut pada siapapun. Bahkan sebagian orang menganggapnya terlalu berani dalam bertindak atau berucap. Makanya banyak juga yang tidak suka dengannya karena sikap terlalu beraninya itu," tutur Chairani JK.





Menurut Chairani, kalimat-kalimat yang pernah diucapkan JK sering dipelintir orang yang tidak menyukainya. "Contohnya saat ini Ia sedang banyak diserang oleh fitnah mengenai dirinya yang katanya tidak toleransi terhadap umat beragama. Baru-baru ini yang paling parah adalah ada yang memfitnah dirinya semasa muda pernah membakar gereja," ucap putri Bungsu JK.

Menurut Chairani, fitnah tersebut bertolak belakang dengan pengalaman dia sewaktu terjadi kerusuhan pembantaian kaum Tionghoa di Makassar pada 1997. Saat itu, Chairani ingat bahwa ayahnya mempersilakan rumah mereka di Makassar untuk dijadikan tempat persembunyian tetangga mereka yang mayoritas orang Tionghoa. "Terima kasih untuk para pemfitnah dan penyebar hoax atas transferan pahalanya untuk ayah saya," tuturnya.





[M.Bersatu/apik.apikepol.com]

“Jika engkau punya teman – yang selalu membantumu dalam rangka ketaatan kepada Allah- maka peganglah erat-erat dia, jangan pernah kau lepaskannya. Karena mencari teman -‘baik’ itu susah, tetapi melepaskannya sangat mudah sekali” [Imam Syafi'i]

Banner iklan disini
loading...

Subscribe to receive free email updates: