Komisioner Komnas HAM: Tidak Adil, Jika Habib Rizieq Tak Dilayani Komnas HAM
Umatuna.com, JAKARTA - Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Natalius Pigai mengaku profesional dalam upaya mengusut dugaan kriminalisasi terhadap Habib Rizieq Shihab. Ini dilakukan Natalius karena digaji oleh negara.
"Saya membela ulama, habib, ustaz, ustazah, itu profesional, meskipun agamanya berbeda," ujar Pigai saat menghadiri acara iNews Maker Award 2017 di Gedung MNC News Center, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (22/5/2017) malam. Setiap Komisioner Komnas HAM, lanjut Pigai, digaji oleh negara.
"Kalau sudah digaji oleh negara, jangan milih-milih, jangan suka, jangan tidak suka," paparnya. Dia menjelaskan, setiap Komisioner Komnas HAM wajib melayani setiap warga negara yang melapor, termasuk Habib Rizieq.
Pigai justru menilai Komisioner Komnas HAM yang menolak menindaklanjuti laporan Habib Rizieq memiliki niat jahat sebagai penyelenggara pemerintah. "Menjadi tidak adil jika Habib Rizieq tidak dilayani Komnas HAM. Justru komisioner yang menolak Habib Rizieq itu adalah orang-orang yang tidak adil, tidak menjalankan tugas secara profesional," ungkapnya. (sindonews) [Ummatuna/Apikepol]
"Saya membela ulama, habib, ustaz, ustazah, itu profesional, meskipun agamanya berbeda," ujar Pigai saat menghadiri acara iNews Maker Award 2017 di Gedung MNC News Center, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (22/5/2017) malam. Setiap Komisioner Komnas HAM, lanjut Pigai, digaji oleh negara.
"Kalau sudah digaji oleh negara, jangan milih-milih, jangan suka, jangan tidak suka," paparnya. Dia menjelaskan, setiap Komisioner Komnas HAM wajib melayani setiap warga negara yang melapor, termasuk Habib Rizieq.
Pigai justru menilai Komisioner Komnas HAM yang menolak menindaklanjuti laporan Habib Rizieq memiliki niat jahat sebagai penyelenggara pemerintah. "Menjadi tidak adil jika Habib Rizieq tidak dilayani Komnas HAM. Justru komisioner yang menolak Habib Rizieq itu adalah orang-orang yang tidak adil, tidak menjalankan tugas secara profesional," ungkapnya. (sindonews) [Ummatuna/Apikepol]