Pembiaran Anarkisme Ahokers Buah Intervensi Penguasa







Pembiaran Anarkisme Ahokers Buah Intervensi Penguasa

Opini Bangsa - Sikap aparat kepolisian yang membiarkan aksi anarkis serta pelanggaran waktu unjuk rasa yang dilakukan para pendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) atau Ahokers, merupakan bentuk intervensi penguasa dengan cara lain.

Begitu disampaikan Direktur Eksekutif Kajian Seputar Kota (Kasta), Didi O Affandi di bilangan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (10/5).

"Sikap pembiaran aparat kepolisian terhadap pendukung Ahok sangat disesalkan. Itu tidak sehat dalam alam demokrasi. Boleh dibilang pembiaran itu bentuk intervensi penguasa dengan cara lain," kata Didi.

Didi mengimbau agar Ahokers colling down sambil menunggu proses hukum Ahok yang tengah mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi DKI Jakarta.

"Biarkan aparat penegak hukum bekerja untuk memutuskan seadil-adilnya. Nggak perlulah demo-demo anarkis yang bisa mengganggu ketertiban umum," ujar Didi.

Menurut Difi, reaksi berlebihan yang dipertontonkan pendukung Ahok menandakan mereka tidak siap menerima kekalahan.

Selain itu mereka juga dinilai tidak menghormati proses peradilan Ahok yang sudah berjalan transparan dan bebas intervensi.

Didi mengharapkan pendukung Ahok meniru sikap legawa pendukung Fauzi Bowo (Foke) yang mengalami kekalahan menyakitkan pada Pilgub DKI 2012.

"Ahokers harus meniru pendukung Foke yang ikhlas menerima kekalahan tanpa berbuat yang aneh-aneh. Apalagi sampai mengganggu ketertiban umum," terang Didi.

Diketahui ratusan Ahokers menggelar unjuk rasa di depan Lembaga Pemasyarakatan Cipinang, Jakarta Timur, Selasa (9/5), sejak sore hingga malam hari.

Aksi tersebut digelar untuk memberikan dukungan moral kepada Ahok yang baru saja divonis dua tahun penjara atas kasus penistaan agama.

Namun aparat kepolisian dinilai tidak adil dalam memberlakukan aturan. Batas waktu demo di tempat umum adalah hingga pukul 18.00 WIB.

Pasalnya, ketika umat Islam menggelar aksi 411, pukul 18.00 WIB sudah diimbau bubar dan dibubar paksakan. Bahkan ditembaki gas air.

Keberadaan para pendukung Ahok di depan LP Cipinang yang tidak mengantongi izin unjuk rasa, praktis mengakibatkan arus lalu lintas terganggu. Banyak kendaraan tidak bisa melanjutkan perjalanan.

Massa pro-Ahok juga bertindak anarkistis di depan LP Cipinang. Mereka mendorong-dorong gerbang LP Cipinang untuk memaksa masuk.

Pemimpin orasi juga mulai meneriakkan para pendukung untuk melempar apa pun ke arah lapas. Bahkan, ada yang melemparkan batu ke dalam LP.

Polisi pun berteriak mengingatkan orang-orang yang ada di sekitar LP Cipinang agar berhati-hati. "Awas, awas batu!" teriak salah satu polisi.

Polisi itu meminta semua yang ada di LP Cipinang agar waspada. "Lihat ke atas, hati-hati," ujarnya mengingatkan sambil menjauhkan semua orang dari gerbang yang sedang didorong-dorong.

Massa pro Ahok tersebut berteriak-teriak menuntut agar Ahok bisa dibebaskan. Orang-orang yang berada di dalam LP tidak ada yang terkena lemparan batu. Namun, banyak sekali yang terkena lemparan gelas air mineral, roti-roti, dan sampah nasi boks. [opinibangsa.id / rmol]

[apikepol.com]

Banner iklan disini
loading...

Subscribe to receive free email updates: