MAKI: Percuma Dapat WTP kalau Korupsi Masih Menggurita








Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI), Boyamin Saiman mengungkapkan, seharusnya instansi pemerintahan tidak menuhankan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Ada maupun tidak, praktik korupsi tetap saja menggurita.

“Meskipun tanpa WTP, korupsi banyak juga. Karena WTP itu kan hanya melihat bungkus, sampul,” kata Boyamin kepada Kriminalitas.com, di Jakarta, Kamis (1/6/2017).

Boyamin menuturkan, seperti laporan perihal pembelian mobil, dalam audit opini WTP hanya diperiksa perihal kwitansi pembelian mobil. Di situ tidak diperiksa mobil yang dibeli keluaran baru atau bekas.

“Jadi begini, beli mobil itu hanya berdasarkan kwitansi pembelian mobil. Dicek harusnya, mobilnya baru apa bekas. Itu kan WTP hanya dijajaran sampul itu,” jelasnya.

Terkait kasus suap WTP di Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT), kata Boyamin, perlu ada audit ulang. Bahkan jika diperlukan BPK menggelar investigasi ulang kepada kementerian tersebut.

“Untuk kasus di Kementerian Desa, harus dilakukan audit ulang dan investigasi. Jadi jangan audit biasa. Perlu ada audit investigasi. Sehingga tidak hanya melacak kwitansi,” imbuhnya.

KPK melaksanakan operasi tangkap tangan (OTT) kepada Auditor Utama Keuangan Negara III BPK, Rochmadi Saptogiri. Pasca OTT Rochmadi resmi ditetapkan sebagai tersangka karena diduga menerima suap terkait WTP di Kementerian Desa dan PDTT.

Dari OTT, KPK juga menangkap Inspektur Jenderal Kementerian Desa dan PDTT, Sugito. Uang sebanyak Rp 40 juta, Rp 1,145 miliar dan 3000 dollar AS disita.

Kuat dugaan uang Rp 40 juta sebagai pelicin untuk WTP yang diserahkan Sugito ke Rochmadi. Sedangkan total komitmen fee dari suap ini sebesar Rp 240 juta. Dugaan awal, uang sebesar Rp 200 juta telah lebih dahulu diserahkan pada Mei 2017.

sumber : kriminalitas



[M.Bersatu/apik.apikepol.com]

“Jika engkau punya teman – yang selalu membantumu dalam rangka ketaatan kepada Allah- maka peganglah erat-erat dia, jangan pernah kau lepaskannya. Karena mencari teman -‘baik’ itu susah, tetapi melepaskannya sangat mudah sekali” [Imam Syafi'i]

Banner iklan disini
loading...

Subscribe to receive free email updates: