Tak Disangka, Muslim Berpenampilan "Radikal" Ini Adalah Dosen Favorite di Universitas Chicago
Yes Muslim -
Apa kira-kira yang terbesit di pikiranmu ketika pertama melihat gambar orang ini?
Salafi? Islam radikal? Ketinggalan zaman? IM? Wahabi? Atau bahkan ISIS? Tapi biasanya media-media pasti mengindikasikan salah satu dari identitas di atas untuk orang dengan penampakan seperti di foto ini.
Orang dalam foto itu adalah dr. Husain Abdul Sattar, beliau adalah Dosen Pathology di Pritzker School of Medicine University of Chicago. (http://www.uchospitals.edu/physicians/husain-sattar.html)
Setelah menyelesaikan kuliahnya di Universitas Chicago, dr. Husein memutuskan untuk belajar dan memperdalam ilmu agama di Pakistan selama tiga tahun, tepatnya di Faridia Islamic University.
dr. Hussein adalah salah satu dosen Pathology yang paling digemari mahasiswa kedokteran, ketika seorang mahasiswa bertanya tentang rahasia bagaimana dia bisa menjelaskan ilmu yang sulit itu dengan mudah sehingga mahasiswa mudah memahaminya, beliau mengatakan hal itu berkat seorang gurunya ketika belajar agama di Pakistan.
Di Universitas Chicago sendiri, dr. Hussein Abdul Sattar mendapatkan beberapa penghargaan, antara lain: Outstanding Basic Science Teaching Award dan Favorite Faculty Award.
Terkadang orang yang berpakaian kuno menurut kita, ternyata otaknya jauh lebih maju dari kita. Terkadang juga orang yang berpakaian modern menurut kita, ternyata otaknya lebih kuno dari yang kita pikirkan.
Benar memang, orang akan menilai pertama dari penampilan, memang manusia lebih impressif pada penampilan luarnya, daripada harus mengerti terlebih dahulu baru kemudian mengomentari. Tapi, apa urusan kamu menilai setiap orang yang lewat di depanmu...
Casing hape penting, tapi pulsa lebih penting...😁
(Saief Alemdar)
Apa kira-kira yang terbesit di pikiranmu ketika pertama melihat gambar orang ini?
Salafi? Islam radikal? Ketinggalan zaman? IM? Wahabi? Atau bahkan ISIS? Tapi biasanya media-media pasti mengindikasikan salah satu dari identitas di atas untuk orang dengan penampakan seperti di foto ini.
Orang dalam foto itu adalah dr. Husain Abdul Sattar, beliau adalah Dosen Pathology di Pritzker School of Medicine University of Chicago. (http://www.uchospitals.edu/physicians/husain-sattar.html)
Setelah menyelesaikan kuliahnya di Universitas Chicago, dr. Husein memutuskan untuk belajar dan memperdalam ilmu agama di Pakistan selama tiga tahun, tepatnya di Faridia Islamic University.
dr. Hussein adalah salah satu dosen Pathology yang paling digemari mahasiswa kedokteran, ketika seorang mahasiswa bertanya tentang rahasia bagaimana dia bisa menjelaskan ilmu yang sulit itu dengan mudah sehingga mahasiswa mudah memahaminya, beliau mengatakan hal itu berkat seorang gurunya ketika belajar agama di Pakistan.
Di Universitas Chicago sendiri, dr. Hussein Abdul Sattar mendapatkan beberapa penghargaan, antara lain: Outstanding Basic Science Teaching Award dan Favorite Faculty Award.
Terkadang orang yang berpakaian kuno menurut kita, ternyata otaknya jauh lebih maju dari kita. Terkadang juga orang yang berpakaian modern menurut kita, ternyata otaknya lebih kuno dari yang kita pikirkan.
Benar memang, orang akan menilai pertama dari penampilan, memang manusia lebih impressif pada penampilan luarnya, daripada harus mengerti terlebih dahulu baru kemudian mengomentari. Tapi, apa urusan kamu menilai setiap orang yang lewat di depanmu...
Casing hape penting, tapi pulsa lebih penting...😁
(Saief Alemdar)
Terima Kasih sudah membaca, Jika artikel ini bermanfaat, Yuk bagikan ke orang terdekatmu. Sekaligus LIKE fanspage kami juga untuk mengetahui informasi menarik lainnya @Tahukah.Anda.News
[Yess/Apikepol]
“Jika engkau punya teman – yang selalu membantumu dalam rangka ketaatan kepada Allah- maka peganglah erat-erat dia, jangan pernah kau lepaskannya. Karena mencari teman -‘baik’ itu susah, tetapi melepaskannya sangat mudah sekali” [Imam Syafi'i] Tak Disangka, Muslim Berpenampilan "Radikal" Ini Adalah Dosen Favorite di Universitas Chicago YES MUSLIM
Membicarakan Nikmat Allah termasuk Syukur Nikmat sedangkan melupakan/mengingkarinya merupakan kufur Nikmat (HR. Ahmad)
loading...