Upaya Ridwan Kamil rayu SBY usai diberi harapan palsu PPP dan Hanura








Nasional.in ~  Dua partai politik yang semula memberikan angin segar kepada bakal calon gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, tiba-tiba balik badan. Partai Hanura dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sudah mengirimkan sinyal meninggalkan Ridwan Kamil.

Ketua DPD Partai Hanura Aceng Fikri yang pernah menyatakan ketertarikannya mendampingi Ridwan Kamil di Pilgub Jabar 2018 justru berbalik arah ingin berduet dengan Dedi Mulyadi. Hanura Jabar kemungkinan besar akan bergabung dengan Partai Golkar yang juga sudah berkoalisi dengan PDI Perjuangan. Keputusan itu berulang kali digulirkan dalam rapat DPP Partai Hanura.

“Kita bisa 40 kursi kalau memang memberikan dukungannya. Saya sangat siap berpasangan dengan Dedi Mulyadi ini,” kata Aceng usai menghadiri rapat pleno I DPD Partai Hanura Jabar di Hotel Amarossa, Jalan Aceh Bandung, Senin (4/9).

Setali tiga uang, PPP sempat memberi harapan pada Ridwan Kamil. Kedatangan Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum ke rumah dinas Ridwan Kamil di Pendopo kota Bandung, Jalan Dalem Kaum, Bandung pada Selasa (5/9) siang, dianggap sebagai sinyal kuat untuk berkoalisi di Pilgub Jabar. Uu mengaku menjadi utusan partainya dan menyatakan kesiapannya menjadi pendamping Ridwan Kamil. Dia pun tak segan mengumbar pujian pada sosok Ridwan Kamil.

“Pak Ridwan Kamil baik pandangannya luar biasa. Jadi bukan untuk Bandung atau Jawa Barat 10 tahun ke depan, tapi dia berpikir sudah 30 sampai 40 tahun ke depan. Jadi di masa yang akan datang kalau beliau berhasil yang meneruskannya pun harus sejalur, biar visi misinya bisa terlaksana,” ujarnya.

Namun, selang beberapa hari, sikap politik PPP justru berbanding terbalik. PPP memberi sinyal kemungkinan membentuk poros baru bersama Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional (PAN).

“Kami sedang menjalin koalisi poros baru dengan Demokrat dan PAN,” kata Ketua DPW PPP Jabar Ade Munawaroh saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (7/9).

Ade menegaskan bahwa PPP dengan NasDem belum memiliki komitmen apapun. Sebaliknya, partai berbasis Islam tersebut justru sudah memiliki komitmen dengan PAN dan Demokrat. Meski demikian, rencana koalisi tersebut hingga saat ini belum memunculkan nama yang akan diusung sebagai bakal calon Gubernur Jawa Barat.

Dengan strategi balik badan Hanura dan PPP, otomatis Ridwan Kamil baru mendapat dukungan politik dari dua partai yakni NasDem dan PKB. Dia baru memiliki 12 kursi hasil koalisi NasDem dan PKB. Untuk memenuhi syarat mengusung calon gubernur yakni dengan 20 kursi, masih dibutuhkan koalisi dengan partai lainnya.

Tak tinggal diam, Ridwan Kamil juga bermanuver mendekati partai lain. Kali ini bidikannya adalah Partai Demokrat. Tidak tanggung-tanggung, dia ingin bertemu langsung dan berkomunikasi dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

“Saya akan ketemu Pak SBY. Sedang dikomunikasikan,” ujar Emil kepada wartawan usai meresmikan peluncuran e-punten di Harris Hotel & Convention Festival Citilink, Kamis (7/9).

Dia mengakui, komunikasi politik menjadi keharusan untuk memuluskan langkahnya bertarung di Pilgub Jabar. Ini untuk menggenapkan dukungan 20 kursi sebagai syarat mengusung calon di Pilgub Jabar 2018.

“Saya mah tetap berkomunikasi. Kalau memang cocok, kan saya punya modal elektabilitas kira-kira begitu. Nanti tinggal menyinkronkan visi misi supaya sama dengan koalisi yang dibentuk,” ucapnya.

Partai Demokrat sejauh ini belum memiliki calon yang bakal diusung untuk Pilgub Jabar 2018. Keinginan bakal calon gubernur Jabar Ridwan Kamil bertemu dengan Presiden RI ke-6 tersebut bagian dari strategi politik untuk meraih simpati langsung. Partai NasDem mendukung langkah Ridwan Kamil merayu SBY.

“Itu sebagai bentuk penjajakan dan komunikasi politik. Bagi saya itu wajar saja,” kata Ketua DPW Partai NasDem Jabar Saan Mustopa di Bandung, Kamis (7/9).

“‎Jadi enggak masalah, karena itu sebagai penjajakan saja. Emil mau ketemu SBY, mau ketemu Zulkifli Hasan (Ketum PAN), atau Oesman Sapta (Ketum Hanura) karena tiga partai ini juga belum menentukan pilihan kan?” sebutnya.

Saan tak masalah ditinggal PPP dan Hanura yang sempat memberikan harapan. Pihaknya memilih fokus merajut kesepakatan koalisi dengan PKB.

“Sampai hari ini kita memang masih konsentrasi PKB dengan yang sudah pasti berkoalisi. Tapi kalau partai lain ada yang mau gabung enggak ada masalah.”

ADA BERITA MENARIK SCROLL KE BAWAH www.NASIONAL.in
Sumber Berita : [mdk]


[nasional.in/apik.apikepol.com]

Banner iklan disini
loading...

Subscribe to receive free email updates: