Masih Ada yang Teriak Harga Pangan Mahal, BI: Masyarakat yang Mana?
GELORA.CO - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengaku heran bila masih ada masyarakat yang mengatakan bahwa harga-harga kebutuhan pokok masih tinggi. Padahal, indikator harga tersebut yang tercermin dari angka inflasi terus menunjukkan angka yang rendah.
Menurut Perry, klaim harga-harga pangan yang masih tinggi di tengah kecilnya angka inflasi tersebut tidak berdasar. Sebab, angka inflasi yang tiap bulannya dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) telah mencakup perhitungan tingkat harga yang disurvei dari berbagai pasar, baik modern dan tradisional.
"Ini masyarakat yang mana? Karena kan, indikator inflasi itu kan BPS mensurvei pasar-pasarnya kan. Bukan hanya pasar modern, tetapi juga pasar pelosok-pelosok juga," kata Perry di Hotel Westin Jakarta, Kamis 28 Februari 2019.
"Bahkan, komoditasnya juga yang dulunya 600 sekarang lebih dari 800 yang di survei. sehingga kalau inflaisnya berdasarkan indeks harga konsumen, yang disurvei dari seluruh pasar-pasar dan 860 komoditas itu juga merepresentasikan indeks harga," tegasnya.
Sebagaimana diketahui, pada awal 2019, angka inflasi di Indonesia masih terus mampu ditahan pemerintah di bawah target inflasi yang diproyeksikan BI, yakni 3,5 plus minus satu persen. BPS mencatat, pada Januari 2019, inflasi hanya sebesar 0,32 persen jauh lebih rendah dibanding posisi Januari 2019 yang sebesar 0,62 persen.
Di samping BPS sendiri yang memiliki otoritas untuk merilis angka inflasi tersebut. Perry menambahkan, BI sendiri juga terus melakukan survei terhadap indeks harga-harga tersebut. Tujuannya, guna memantau stabilitas ekonomi Indonesia supaya kebijakan antisipatif, baik oleh pemerintah maupun BI sendiri bisa dilakukan lebih cepat. (asp)
Karenanya dia menegaskan, indikator harga-harga yang memang rendah sudah tergambar atau tercermin secara jelas dan nyata berdasarkan angka-angka inflasi yang rendah dan selalu dirilis BPS setiap bulannya.
"Yang kami syukur juga setiap minggu kami melakukan survei pemantauan harga dari 46 kantor-kantor lembaga kami dan kami juga bersama pemerintah membentuk pusat informasi harga pangan strategis kalau semuanya itu masih mengindikasikan harga-harga itu seperti itu (rendah)," tegas Perry. [viva]