New York Times: Jokowi Menang Lagi, Kalahkan Eks Jenderal Garis Keras







GELORA.CO - 'Jokowi Menang Pemilihan Lagi di Indonesia, Kalahkan Mantan Jenderal Garis Keras'. Demikian judul artikel di laman situs New York Times mengabarkan kemenangan calon petahana Joko Widodo di Pemilihan Presiden 2019.

Kabar tersebut disampaikan oleh New York Times setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) Indonesia resmi mengumumkan hasil penghitungan penuh pada Selasa 21 Mei 2019 dini hari WIB.

Seperti dikutip  dari New York Times, Selasa (21/9/2019), Jokowi disebut meraup 55,5 persen dari keseluruhan suara. Jumlah ini melampaui penantangnya Prabowo Subianto.

Dalam artikel tersebut, New York Times menyebut Prabowo Subianto seorang mantan jenderal tentara yang beraliansi dengan kelompok Islam garis keras di negara yang memiliki populasi muslim terbanyak.

Sementara, New York Times menyebut Jokowi sebagai teknokrat moderat yang antusias dengan proyek infrastruktur dan reputasi untuk mengedepankan keberagaman agama dan etnis di Indonesia.

Disebutkan pula, bahwa para pendukung Prabowo Subianto menuding sosok Jokowi diam-diam memeluk agama nasrani dan menjual negaranya kepada para investor asing.

New York Times juga menyebut visi dan misi Prabowo yang memecah belah visi negara tersebut tidak berhasil. Sebagai capres 4 kali, Prabowo hanya meraup 44,5 persen suara. Perolehan ini lebih buruk ketimbang tahun Pilpres 2014, ketika Prabowo juga menantang Jokowi.

Dalam artikel tersebut, disebutkan bahwa Jokowi kuat di wilayah Indonesia yang memiliki populasi agama minoritas paling banyak, sebut saja seperti Bali, yang mayoritas Hindu dan Papua, yang mayoritas Kristen dan animisme.

"Kami perlu maju dengan seorang pemimpin yang bisa menyatukan semua agama dan ras di Indonesia," ujar Wayan Koster, Gubernur Bali, seperti dikutip New York Times.

Berbeda dengan di Aceh, wilayah diberlakukannya hukum syariah, Jokowi hanya meraup 14 persen suara. Secara keseluruhan, Jokowi disebutkan menang di 21 dari 34 provinsi di Indonesia.

Namun, New York Times juga menuliskan pengumuman tersebut tidak dianggap final hingga protes terhadap proses penghitungan diselesaikan. Ini disebutkan bisa memakan waktu berhari-hari hingga berminggu-minggu.

Menurut New York Times, hal ini mengacu kepada tahun 2014, ketika Prabowo Subianto mengajukan protes terhadap hasil pemilu sehingga menunda pengumuman resmi selama berbulan-bulan.

Bulan ini, para anggota tim kampanye Prabowo Subianto mengaku menemukan setidaknya 13 ribu inkonsistensi dalam pemilihan, meski pengamat internasional menyatakan pemilihan itu bebas dan adil. [sra]

Banner iklan disini
loading...

Subscribe to receive free email updates: