Lieus Minta MURI Batalkan Rencana Catat Rekor Papan Bunga Anjrot







Lieus Minta MURI Batalkan Rencana Catat Rekor Papan Bunga Anjrot

Opini Bangsa - Museum Rekor Indonesia (MURI) diminta membatalkan rencana mencatat papan bunga untuk Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat (Andjrot) sebagai rekor nasional parade papan bunga terpanjang.

"Sebaiknya, buang jauh-jauh pemikiran itu," ujar tokoh Tionghoa yang juga koordinator Forum Rakyat Lieus Sungkharisma kepada redaksi, Rabu (3/5).

Lieus mengungkapkan sejumlah alasan. Pertama, permintaan penghargaan atas ribuan papan bunga berisi ucapan kepada Ahok-Djarot dilakukan secara tidak etis, tidak sopan, penuh caci-maki, dan hujatan. Hal ini nampak dari komentar-komentar yang muncul di media sosial.

Kedua, motif pengiriman karangan bunga untuk Ahok-Djarot tidak baik, ada itikad ngeledek dan sangat pekat nuansa megalomania. Sudah kalah tapi tetap sok jago. Dalam hal ini arogansi Ahoker keliatan sangat jelas.

"Setahu saya, MURI adalah lembaga berlandaskan itikad positif. Bila penghargaan itu diberikan maka itu sama saja penghianatan dari landasan MURI," kata Lieus.

Ketiga, manuver pengiriman karangan bunga berbudget miliaran rupiah yang dikirim ke Balai Kota tidak sensitif sosial. Di saat kemiskinan merajalela, Ahoker gaya-gayaan pamer finansial power untuk nyampah. Bahkan disebut-sebut bobot sampah karangan bunga mencapai lebih dari 8 ton.

Alasan terakhir, baru beredar kabar soal rencana MURI memberi penghargaan, para Ahoker dan situs abal-abal pendukunganya sudah nyinyir lagi. Selain itu muncul juga penghinaan terhadap MURI.

"Sedari awal sikap mereka memang tidak santun. Mereka mesti diajari tata krama dan sopan santun. Dengan pembatalan penghargaan ini, MURI memberi pelajaran berharga kepada Ahok dan masyarakat. Ahok mesti sadar, dia dirusak oleh para pengikutnya sendiri," tukas Lieus. [opinibangsa.id / rmol]

[apikepol.com]

Banner iklan disini
loading...

Subscribe to receive free email updates: