GNPF-MUI: Pencatutan Nama "212" untuk Kepentingan Politik Bisa Merusak Tujuan Aksi Bela Islam








Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) menegaskan bahwa Partai Syariah 212 yang dideklarasikan Senin (17/7/2017) kemarin bukanlah bagian dari mereka. GNPF-MUI menyayangkan pencatutan nama “212” dan “alumni 212” untuk kepentingan politis.

”Partai itu bukan dari barisan kami. Kami sebelumnya sama sekali tak pernah tahu ada pertemuan untuk deklarasi itu. Deklarator partai itu juga bukan pengurus GNPF MUI. Tak ada satu pun pengurus GNPF yang menjadi panitia deklarasinya,” kata Pengacara GNPF MUI Kapitra Ampera, Senin (17/7/2017) malam, seperti dikutip Suara.

Lebih jauh Kapitra menjelaskan, saat ini memang nama “212” menjadi semacam merek yang diminati di pasaran. Karenanya, banyak pihak yang mencatut nama tersebut untuk kepentingan ekonomi maupun politik.

Kapitra mengakui, GNPF tidak bisa membendung penggunaan nama “212” maupun “alumni 212”. Namun menggunakan nama itu untuk kepentingan politis justru merusak nama baik GNPF-MUI.

”Karenanya, kami sangat menyayangkan banyak yang menggunakan nama ’212’ untuk kepentingannya sendiri. Sebab, hal itu justru mendistorsi (merusak) nama baik GNPF sebagai inisiator aksi 212 dan mendistori platform aksi itu sendiri,” imbuhnya.

Secara khusus, terkait partai syariah 212, GNPF-MUI akan mempelajari penggunaan nama itu untuk menentukan langkah berikutnya.

”Setelah kami pelajari, baru akan ditentukan apa langkah selanjutnya. Tapi yang pasti, penggunaan ’212’ untuk kepentingan politik justru bisa mendistorsi tujuan baik aksi 212. Apalagi kami tidak mengetahui perihal deklarasi partai itu,” tandas Kapitra.




[M.Bersatu/apik.apikepol.com]

“Jika engkau punya teman – yang selalu membantumu dalam rangka ketaatan kepada Allah- maka peganglah erat-erat dia, jangan pernah kau lepaskannya. Karena mencari teman -‘baik’ itu susah, tetapi melepaskannya sangat mudah sekali” [Imam Syafi'i]

Banner iklan disini
loading...

Subscribe to receive free email updates: