Kematian yang Menyakitkan Tokoh Sekuler Turki Mustafa Kamal Ataturk








Mustafa Kamal Ataturk dikenal sebagai tokoh sekuler Turki yang telah menghancurkan syiar Islam di Turki dengan sangat begitu kejam. 

Menurut sejarah dalam buku-buku biografinya, yang ditulis  oleh para pendukungnya, kematian Kamal dikarenakan akibat over dosis  minuman keras. Ditambah lagi dengan berbagai penyakit  seperti penyakit kelamin, malaria , sakit ginjal dan lever.

Kamal meninggal dunia pada 10 November 1938 , Kulit di tubuh badannya rusak dengan cepat dan díganggu pula oleh penyakit gatal-gatal. Doktor-doktor sudah memberi bermacam-macam salep untuk diusap pada kakinya yang sudah banyak luka-luka karena tergaruk oleh kukunya. 

Di akhir-akhir hayatnya yaitu ketika menderita sakratulmaut, Kamal takut sekali berada di istananya dan tubuhnya merasa panas maka ia ingin dibawa ke tengah laut dengan kapalnya. 

Ketika penyakitnya bertambah parah, Kamal tidak dapat menahan diri daripada menjerit. Jeritan itu semakin kuat (hingga kedengaran di sekeliling istana), Beliau berteriak kesakitan dalam sakratulmautnya dengan penuh azab di tengah-tengah laut

Pada 29 September 1938 Kamal Ataturk mengalami koma selama 48 jam. Pada 9 November, Kamal mengalami koma kali kedua. Dan sewaktu itulah air dalam perutnya disedot keluar. Kemudiannya tidak sadarkan diri selama 36 jam dan akhirnya  meninggal dunia.

Cara kematiannya begitu menghinakan sekali. Begitu pula setelah kematiannya. Mayatnya tidak dimandikan, tidak dikafankan, tidak disholatkan dan tidak dikebumikan dengan segera seperti ajaran Islam. Tetapi sebaliknya, mayatnya diawetkan dan diletakkan di ruang takhta di Istana Dolmabahce selama 9 hari 9 malam.



Setelah 9 hari, barulah mayatnya disholatkan, itupun setelah didesak oleh seorang adik perempuannya. Kemudian mayatnya dipindahkan ke Ankara dan dipertontonkan di hadapan Grand National Assembly Building. Pada 21 November, dipindahkan pula ke sebuah tempat sementara di Museum Etnografi di Ankara yang berdekatan  gedung parlemen



15 tahun kemudian yaitu pada tahun 1953, barulah mayatnya diletakkan di sebuah bukit di Ankara. Mayat Ataturk tidak pernah dikebumikan.  Tiada tanah yang layak untuk menjadi kuburnya.

sumber : eramuslim


[M.Bersatu/apik.apikepol.com]

“Jika engkau punya teman – yang selalu membantumu dalam rangka ketaatan kepada Allah- maka peganglah erat-erat dia, jangan pernah kau lepaskannya. Karena mencari teman -‘baik’ itu susah, tetapi melepaskannya sangat mudah sekali” [Imam Syafi'i]

Banner iklan disini
loading...

Subscribe to receive free email updates: